
Studi aberasi kromosom pada pekerja radiasi di rumah sakit
Author(s) -
Sofiati Purnami,
Masnelli Lubis,
Viria Agesti S,
Yanti Lusiyanti,
Zubaidah Alatas
Publication year - 2011
Publication title -
jurnal forum nuklir/jurnal forum nuklir
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2580-9547
pISSN - 1978-8738
DOI - 10.17146/jfn.2011.5.2.3334
Subject(s) - physics
Studi aberasi kromosom pada pekerja radiasi di rumah sakit. Pekerja radiasi di rumah sakit merupakan kelompok pekerja yang beresiko menerima paparan dari radiasi pengion seperti sinar-X dan Cobalt 60 secara terus menerus yang dapat menyebabkan kerusakan materi genetik. Studi sitogenetik memperlihatkan bahwa paparan radiasi dosis rendah secara terus menerus dapat meningkatkan frekuensi kerusakan (aberasi) kromosom. Aberasi kromosom berkaitan erat dengan perubahan genetik yang dapat memicu perkembangan kanker sehingga meningkatnya frekuensi aberasi kromosom juga berarti meningkatnya resiko kecenderungan kanker.Oleh karena hal tersebut maka deteksi aberasi kromosom dapat digunakan untuk memprediksi resiko paparan radiaso ionosasi pada pekerja radiasi di rumah sakit. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah kondisi tingkat kerusakan kromosom pada sel darah yang diinduksi oleh paparan radiasi akibat kerja pada para pekerja radiasi di rumah sakit. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah kondisi tingkat kerusakan kromosom pada sel darah yang diinduksi oleh paparan radiasi akibat kerja pada para pekerja radiasi di rumah sakit. Sebanyak 1 mL sampel darah masing-masing dari 4 non pekerja radiasi dan 34 pekerja radiasi rumah sakit yang bertugas sebagai operator radioterapi dan radiodiagnostik serta dokter dan perawat dan juga fisikiawan medis dikultur selama 48 jam dan dipanen kemudian dibuat preparatnya untuk diamati keberadaan aberasi kromosom dengan mikroskop sebanyak 250-500 sel metafase tiap sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe aberasi kromosom yang ditemukan adalah fragmen asentrik. Hal tersebut kemungkinan karena dosis radiasi yang diterima para pekerja belum cukup untuk menginduksi terbentuknya disentrik maupun ring.