z-logo
open-access-imgOpen Access
PESANTREN DAN POLITIK (Sinergi Pendidikan Pesantren dan Kepemimpinan dalam Pandangan KH. M. Hasyim Asy’ari)
Author(s) -
Zaini Tamin Abd Rohim
Publication year - 2015
Publication title -
jurnal pendidikan agama islam/jurnal pendidikan agama islam (journal of islamic education studies)
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2527-4511
pISSN - 2089-1946
DOI - 10.15642/pai.2015.3.2.323-345
Subject(s) - humanities , art
Bahasa Indonesia: Pesantren dan Politik adalah dua istilah yang penulis kaji dalam tulisan ini. Dua elemen yang berbeda, namun memiliki sinergi dalam realitas sosial dan sejarah Nusantara. Sebagai pijakan, penulis menguraikan pemikiran Hadratus Shaikh Hasyim Asy’ari tentang pendidikan Islam, pesantren dan perannya dalam kehidupan berbangsa. Dalam konteks sejarah, eksistensi pesantren dimaksudkan untuk mempertahankan nilai-nilai keislaman dengan titik berat pada pendidikan. Pesantren juga berusaha untuk mendidik para santri dengan harapan dapat menjadi orang-orang yang berwawasan luas dan mempunyai karakter. Kemudian, mereka dapat merefleksikannya dalam masyarakat. Hal ini telah diuraikan oleh Kiai Hasyim,  dalam beberapa karyanya, yang dengan jelas menegaskan bahwa tujuan pendidikan Islam tidak hanya berhenti pada tingkat kognitif saja. Lebih dari itu, tujuan pendidikan Islam – terutama di pesantren - adalah pada pengamalan terhadap ilmu yang telah diperoleh, yang disebut dengan ilmu bermanfaat (‘ilm na>fi’). Ini menjadi keunggulan pendidikan pesantren, yang menggabungkan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual, yang muaranya dapat membentuk karakter seseorang. Karakter adalah faktor penting dalam kepemimpinan, sebuah  kemampuan untuk melangkah keluar dari budaya yang ada dan memulai proses perubahan evolusioner yang lebih adaptif. Sebagai laboratorium pendidikan karakter, pesantren menjadi lumbung pembentukan karakter, baik dalam hal intelektual, sosial, dan terutama dalam hal kepemimpinan.   English: Pesantren and politics are two different terms which may have a synergy in a social reality and a history of archipelago. This study refers to the thought of Hasyim Asy’ari about Islamic education, pesantren, and its role in a national life. Historically, the existence of pesantren aims to preserve Islamic values especially on education and to educate students to be well-knowledged people who are capable of using their knowledge in society and have a noble character. Some studies by Hasyim Asy’ari explain that the goal of Islamic education does not merely bring out education outcome on the cognitive level, but also on the practice level where students can make use of knowledge they have learned or so-called useful knowledge (‘ilm na>fi’) . These aforesaid goal becomes the pesantren’s priority which combines intellectual, emotional, and spiritual skills to build a students’ character. Character is a prominent factor in leadership, an ability to step out of the existing culture and make an evolutionary change which is far adaptive. Hence, since Pesantren is valued as a hub of character education, it plays a role to build students’ character either intellectual and social abilities or leadership skills.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here