Open Access
INDUKSI PEMATANGAN GONAD DAN PENINGKATAN TINGKAT PEMBUAHAN TELUR INDUK UDANG WINDU, Penaeus monodon MELALUI RANGSANGAN HORMONAL TANPA ABLASI MATA
Author(s) -
Asda Laining,
Samuel Lante,
Usman Usman
Publication year - 2015
Publication title -
jurnal riset akuakultur/jurnal riset akuakultur
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2502-6534
pISSN - 1907-6754
DOI - 10.15578/jra.10.1.2015.61-68
Subject(s) - biology , zoology
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rangsangan hormon gonadotropin (GTH) dan antidopamin (AD) terhadap performa induk betina alam sebagai pengganti ablasi. Dua perlakuan yang dicobakan adalah: 1) rangsangan hormon GTH dan AD pada betina udang windu alam tanpa ablasi; 2) kontrol berupa ablasi induk udang windu tanpa rangsangan hormon. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pemijahan pertama terjadi setelah rangsangan ke-2 yaitu 4 ekor induk (23,5%). Pascainjeksi ke-3, jumlah induk yang memijah meningkat menjadi 92,7% atau sebanyak 11 ekor dari 12 ekor yang diinjeksi. Setelah empat kali rangsangan, dari 17 ekor yang diinjeksi ternyata 14 ekor dapat memijah (82%) dan 3 ekor induk tidak memijah hingga akhir pengamatan. Kontrol menghasilkan 6 ekor induk memijah dari 10 ekor yang diablasi (60%). Fekunditas telur (fertil dan tidak fertil) dari induk yang dirangsang GTH+AD adalah 219.313 butir/induk lebih tinggi dibandingkan induk yang diablasi yaitu 182.848 butir/induk. Tingkat pembuahan pada kontrol adalah 54%, lebih rendah jika dibandingkan dengan jumlah telur yang fertil dari induk yang dirangsang GTH+AD yaitu 76%. Meskipun tingkat pembuahan telur yang dihasilkan oleh induk pascainjeksi lebih tinggi, ternyata tingkat penetasan telurnya hanya 39%, lebih rendah dari induk yang diablasi yaitu 52%. Diameter telur dari induk yang mendapat rangsangan AD+GTH adalah 29,3 μm ± 0,8 (rerata ± SD) lebih besar dari diameter telur induk yang diablasi (25,1 μm ± 0,3). Total asam amino karkas induk udang yang dirangsang GTH+AD adalah 61,4% relatif lebih tinggi dibandingkan kontrol. Berdasarkan jumlah induk yang matang gonad dan fekunditas telur yang dihasilkan, aplikasi AD+GTH secara injeksi cukup dilakukan 3x pada dosis 0,3 mL/100 g udang.