
PERFORMA FOTOSINTESIS Kappaphycus sp. (strain Sumba) YANG DIUKUR BERDASARKAN EVOLUSI OKSIGEN TERLARUT PADA BEBERAPA TINGKAT SUHU DAN CAHAYA
Author(s) -
Lideman Lideman,
Asda Laining
Publication year - 2015
Publication title -
jurnal riset akuakultur/jurnal riset akuakultur
Language(s) - Bosnian
Resource type - Journals
eISSN - 2502-6534
pISSN - 1907-6754
DOI - 10.15578/jra.10.1.2015.41-49
Subject(s) - analytical chemistry (journal) , physics , zoology , chemistry , chromatography , biology
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan cahaya terhadap laju fotosintesis Kappaphycus sp. (strain Sumba) yang diukur berdasarkan perubahan oksigen terlarut. Pengukuran laju fotosintesis Kappaphycus sp. pertama-tama dilakukan pada suhu 20oC, 24oC, 28oC, dan 32oC pada tingkat cahaya 353 μmol photons m-2 s-1 untuk mendapatkan kurva fotosintesis versus suhu (kurva P-T). Selanjutnya, pengukuran laju fotosintesis dilakukan pada suhu 20oC, 24oC, dan 28oC dengan intensitas cahaya 9, 22, 46, 58, 87, 137, 245, 353, 487, 608, dan 789 μmol photons m-2 s-1 dan juga pengukuran laju respirasi pada tingkat cahaya 0 μmol photons m-2 s-1 untuk menghasilkan kurva fotosintesis versus cahaya (kurva P-I). Beberapa parameter fotosintesis yaitu: laju fotosintesis maksimum (Pmax), koefisien fotosintesis (α), intensitas cahaya jenuh (Ek), dan intensitas cahaya kompensasi (Ec) dihitung dengan cara memplotkan kurva P-I terhadap model persamaan regresi non linear P = {Pmax x tanh (α / Pmax x I)} + Rd. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa laju fotosintesis tertinggi sebesar 6,92 μg O2 gww-1 min-1 dicapai pada suhu 28oC dengan tingkat cahaya 353 μmol photons m-2 s-1. Pada suhu 20oC, 24oC, dan 28oC, laju fotosintesis mencapai tingkat maksimum (Pmax) pada intensitas cahaya (Ek) 86,1; 154,2; dan 162,4 μmol photons m-2 s-1. Suhu yang optimum untuk aktivitas fotosintesis berkorelasi erat dengan suhu pada lingkungan budidaya di alam.