
KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN DAN DAERAH PENANGKAPAN HIU BOTOL (Centrophoridae) YANG DIDARATKAN DI TENAU, NUSA TENGARA TIMUR
Author(s) -
Andrias Steward Samusamu,
Dharmadi Dharmadi
Publication year - 2017
Publication title -
jurnal penelitian perikanan indonesia/jurnal penelitian perikanan indonesia
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2502-6542
pISSN - 0853-5884
DOI - 10.15578/jppi.23.2.2017.89-98
Subject(s) - physics
Hiu botol merupakan jenis ikan hiu yang bernilai ekonomis tinggi, karena dapat menghasilkan minyak ikan dari ekstrak hati dinamakan squalen. Pada umumnya, hiu botol hidup di perairan Samudera Hindia pada kedalaman lebih dari 100 meter, namun sampai saat ini penyebarannya belum banyak diketahui. Selain itu, informasi terkait komposisi jenisnya masih sangat terbatas. Tulisan ini bertujuan mengkaji komposisi hiu botol yang tertangkap rawai dasar dan daerah penangkapannya di perairan Samudera Hindia yang berbasis di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Data diperoleh dari survei lapangan dan wawancara dengan nelayan penangkap hiu di daerah Tenau, periode bulan Januari-Desember 2016. Hasil kajian menunjukkan bahwa hiu botol yang menjadi target penangkapan terdiri atas tiga jenis yaitu; Centrophorus squamosus (10-13%), Centrophorus granulosus (15-20%), dan Centroscymnus coelolepis (sekitar 40%). Prosentase hiu botol yang di Samudera Hindia berkisar 0,01-0,04 % dari total tangkapan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Pantai Tenau. Sedangkan, prosentase hiu botol periode tahun 2011-2014 relatif besar dibandingkan dengan hasil tangkapan jenis hiu lainnya. Namun, pada periode 2012-2014 hasil tangkapan hiu botol cukup fluktuatif dan cenderung menurun. Hal ini mengindikasikan bahwa populasi sumber daya jenis hiu ini telah terjadi penurunan. Hasil tangkapan hiu botol tertinggi terjadi pada bulan Januari-Februari dan Agustus-September, yang tertangkap di wilayah perairan Selatan Pulau Rote, Timor dan Sabu. Daerah penangkapan potensial hiu botol berada pada koordinat 1240-1280 BT dan 100-110 LS pada kedalaman antara 200-800 meter. A dogfish shark has a high economic value, especially its liver oil, namely squalen. In general, a dogfish sharks live in the waters of the Indian Ocean at a depth of over 100 meters, but its distribution and composition has not been well documented. This paper aims to describe the composition of sharks caught by bottom longlines operated in the Indian Ocean landed at Kupang, East Nusa Tenggara. Data obtained from field surveys and interviews with shark fishermen from Tenau in January-December 2016. The results showed that the dogfish shark consisted of three species: Centrophorus granulosus, Centrophorus squamosus and Centroscymnus coelolepis. The percentage of dogfish sharks in the Indian Ocean ranged from 0.01 to 0.04% of the total catch landed at Tenau. While the percentage of dogfish shark in period 2011 - 2014 was relatively large compared to the catch of other species of sharks. However, in period 2012 - 2014 dogfih shark catches fluctuated and tended to decrease. This indicates that the population decline of this species. The highest catches of dogfish shark occurred in January-February. During August-September sharks were caught in the territorial waters of the South Island of Rote, Timor and Sabu. Potentially fishing areas of dogfish shark would be located at 124o-128o E and 10o-11o S with depths between 200-800 meters.