
GAMBARAN HEMATOKRIT DARAH IKAN LELE SANGKURIANG (CLARIAS GARIEPENUS) YANG DIBERI PAKAN SERBUK DAUN MAJAPAHIT(CRESENTIA CUJETE L.) DAN DIINFEKSI DENGAN BAKTERI AEROMONAS HYDROPHILA
Author(s) -
Sri Rahmaningsih,
Muhammad Zenuddin,
Achmad Sudianto
Publication year - 2019
Publication title -
jurnal teknologi dan penelitian terapan stp
Language(s) - Uncategorized
Resource type - Journals
ISSN - 1410-7694
DOI - 10.15578/jkpt.v1i2.7334
Subject(s) - biology , veterinary medicine , medicine
Pengukuran hematologis darah ikan dapat dijadikan sebagai indikator kesehatan ikan. Salah satu penyakit yang sering menyerang pada budidaya ikan lele sangkuriang (Clarias Gariepenus) adalah penyakit bercak merah atau penyakit MAS (Motile Aeromonas Septicemia) yang dapat menyebakan tingkatmortalitas tinggi. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila, yang termasuk bakteri gram negatif. Salah satu alternatif yang digunakan untuk mengatasi permasalahan serangan penyakit adalah dengan menggunakan bahan alami yang aman dan ramah lingkungan. Tumbuhan dapat dijadikan sebagai antibakteri dan imunostimulan, misalnya tumbuhan majapahit (Crescentia cujete L.) yang mempunyai kandungan kimia pada daun, batang dan daun. Kandungan bahan aktif tersebut adalah flavonoid, tanin, polifenol dan saponin. Penggunaan imunostimulan dalam budidaya perikanan dilaporkan dapat meningkatkan ketahanan tubuh terhadap resistensi patogen selama masa periode stress seperti saat griding, reproduksi, pengangkutan dan vaksinasi. Kadar hematokrit adalah salah satu parameter hematologis yang digunakan untuk mengetahui dampak infeksi dari A. Hydrophila. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh serbuk daun majapahit (Crescentia cujete L.) sebagai bahan imunostimulan pada benih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepenus) yang terinfeksi oleh bakteri Aeromonas hydrophyla terhadap gambaran hematokritnya. Metode yang dipakai adalah menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 x ulangan serta analisa data menggunakan ANOVA. Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dosis terbaik yang menunjukkan nilai hematokrit tertinggi adalah pada perlakuan A dengan dosis 7.5%.