
Penggunaan Rumput Laut (Gracilaria verrucosa) sebagai Agen Biokontrol pada Polikultur Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) untuk Mencegah Infeksi Vibrio harveyi
Author(s) -
Ardana Kurniaji,
Anton Anton,
Yunarty Yunarty
Publication year - 2020
Publication title -
jurnal airaha
Language(s) - Slovenian
Resource type - Journals
eISSN - 2621-9638
pISSN - 2301-7163
DOI - 10.15578/ja.v9i02.170
Subject(s) - food science , zoology , biology , shrimp , ecology
Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji polikultur rumput laut pada budidaya udang vaname skala laboratorium dalam mencegah infeksi V. harveyi. Penelitian dilakukan dengan rancangan acak lengkap (RAL) 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan meliputi penggunaan rumput laut sebanyak 800 gram (P8), 400 gram (P4) dan tanpa rumput laut (Kontrol). Uji tantang dilakukan selama 10 hari dengan konsentrasi bakteri 106 cfu/mL/ekor pada 10 udang di akuarium berisi air laut 100 liter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa polikultur rumput laut dengan udang vaname tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidup udang secara signifikan namun dapat menekan populasi bakteri V. harveyi di perairan. Kelangsungan hidup udang berturut-turut dari kontrol, P4 dan P8 adalah 60.0%, 73.3%, 76.7%. Jumlah populasi bakteri pada perlakuan lebih rendah dibandingkan dengan kontrol pada hari ke-10 pasca penebaran rumput laut sampai dengan uji tantang. Penggunaan rumput laut juga dapat mempercepat recovery time (masa sembuh) udang dari infeksi bakteri diamati pada gejala klinis yang kembali normal pada hari ke-9 pasca uji tantang. Total hemosit (THC) teramati lebih baik pada udang yang dipelihara dengan rumput laut hari ke-10 pasca uji tantang dan diferensial hemosit (DHC) lebih baik pada hari ke-5 pasca uji tantang. Penggunaan rumput laut pada polikultur udang vaname berpotensi meningkatkan status kesehatan udang.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji polikultur rumput laut pada budidaya udang vaname skala laboratorium dalam mencegah infeksi V. harveyi. Penelitian dilakukan dengan rancangan acak lengkap (RAL) 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan meliputi penggunaan rumput laut sebanyak 800 gram (P8), 400 gram (P4) dan tanpa rumput laut (Kontrol). Uji tantang dilakukan selama 10 hari dengan konsentrasi bakteri 106 cfu/mL/ekor pada 10 udang di akuarium berisi air laut 100 liter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa polikultur rumput laut dengan udang vaname tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidup udang secara signifikan namun dapat menekan populasi bakteri V. harveyi di perairan. Kelangsungan hidup udang berturut-turut dari kontrol, P4 dan P8 adalah 60.0%, 73.3%, 76.7%. Jumlah populasi bakteri pada perlakuan lebih rendah dibandingkan dengan kontrol pada hari ke-10 pasca penebaran rumput laut sampai dengan uji tantang. Penggunaan rumput laut juga dapat mempercepat recovery time (masa sembuh) udang dari infeksi bakteri diamati pada gejala klinis yang kembali normal pada hari ke-9 pasca uji tantang. Total hemosit (THC) teramati lebih baik pada udang yang dipelihara dengan rumput laut hari ke-10 pasca uji tantang dan diferensial hemosit (DHC) lebih baik pada hari ke-5 pasca uji tantang. Penggunaan rumput laut pada polikultur udang vaname berpotensi meningkatkan status kesehatan udang.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji polikultur rumput laut pada budidaya udang vaname skala laboratorium dalam mencegah infeksi V. harveyi. Penelitian dilakukan dengan rancangan acak lengkap (RAL) 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan meliputi penggunaan rumput laut sebanyak 800 gram (P8), 400 gram (P4) dan tanpa rumput laut (Kontrol). Uji tantang dilakukan selama 10 hari dengan konsentrasi bakteri 106 cfu/mL/ekor pada 10 udang di akuarium berisi air laut 100 liter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa polikultur rumput laut dengan udang vaname tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidup udang secara signifikan namun dapat menekan populasi bakteri V. harveyi di perairan. Kelangsungan hidup udang berturut-turut dari kontrol, P4 dan P8 adalah 60.0%, 73.3%, 76.7%. Jumlah populasi bakteri pada perlakuan lebih rendah dibandingkan dengan kontrol pada hari ke-10 pasca penebaran rumput laut sampai dengan uji tantang. Penggunaan rumput laut juga dapat mempercepat recovery time (masa sembuh) udang dari infeksi bakteri diamati pada gejala klinis yang kembali normal pada hari ke-9 pasca uji tantang. Total hemosit (THC) teramati lebih baik pada udang yang dipelihara dengan rumput laut hari ke-10 pasca uji tantang dan diferensial hemosit (DHC) lebih baik pada hari ke-5 pasca uji tantang. Penggunaan rumput laut pada polikultur udang vaname berpotensi meningkatkan status kesehatan udang.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji polikultur rumput laut pada budidaya udang vaname skala laboratorium dalam mencegah infeksi V. harveyi. Penelitian dilakukan dengan rancangan acak lengkap (RAL) 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan meliputi penggunaan rumput laut sebanyak 800 gram (P8), 400 gram (P4) dan tanpa rumput laut (Kontrol). Uji tantang dilakukan selama 10 hari dengan konsentrasi bakteri 106 cfu/mL/ekor pada 10 udang di akuarium berisi air laut 100 liter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa polikultur rumput laut dengan udang vaname tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidup udang secara signifikan namun dapat menekan populasi bakteri V. harveyi di perairan. Kelangsungan hidup udang berturut-turut dari kontrol, P4 dan P8 adalah 60.0%, 73.3%, 76.7%. Jumlah populasi bakteri pada perlakuan lebih rendah dibandingkan dengan kontrol pada hari ke-10 pasca penebaran rumput laut sampai dengan uji tantang. Penggunaan rumput laut juga dapat mempercepat recovery time (masa sembuh) udang dari infeksi bakteri diamati pada gejala klinis yang kembali normal pada hari ke-9 pasca uji tantang. Total hemosit (THC) teramati lebih baik pada udang yang dipelihara dengan rumput laut hari ke-10 pasca uji tantang dan diferensial hemosit (DHC) lebih baik pada hari ke-5 pasca uji tantang. Penggunaan rumput laut pada polikultur udang vaname berpotensi meningkatkan status kesehatan udang.