z-logo
open-access-imgOpen Access
PERIKANAN DEMERSAL DI SEKITAR KEPULAUAN TOGEAN, TELUK TOMINI*)
Author(s) -
Awwaluddin Awwaluddin,
Rusmadji Rustam
Publication year - 2017
Publication title -
bawal
Language(s) - Slovenian
Resource type - Journals
eISSN - 2502-6410
pISSN - 1907-8226
DOI - 10.15578/bawal.1.4.2007.145-153
Subject(s) - physics , demersal zone , fishery , epinephelus , forestry , biology , geography , fish <actinopterygii> , grouper
Penelitian perikanan demersal dan ikan-ikan karang di daerah sekitar Kepulauan Togean, Teluk Tomini telah dilakukan pada tahun 2004. Data yang dikumpulkan dari daerah pengambilan contoh Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai berupa data-data primer hasil pengambilan contoh pada bulanAgustus dan Desember 2004 yang meliputi data alat tangkap pancing dasar, daerah penangkapan ikan, komposisi jenis, laju tangkap ikan, dan ukuran panjang dan bobot ikan hasil tangkapan dominan. Data sekunder untuk mendukung hasil penelitian diperoleh dari enumerator dan PPI Pagimana, Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Berdasarkan pada hasil penelitian dapat diketahui bahwa alat tangkap utama dan dominan untuk menangkap ikan demersal di perairan Kepulauan Togean adalah pancing rawai dasar. Perahu yang digunakan adalah perahu jukung yang dilengkapi katir dan berdimensi (LxBxD)=(700x60x100) cm berkekuatan 5,5 pk. Daerah penangkapan nelayan pancing hampir di seluruh perairan Teluk Tomini, khusus daerah-daerah yang berkarang seperti di Kepulauan Togean (sekitar Pulau Poat, Pulau Bangoh, dan Tanjung Keramat), Dondola sampai dengan di utara Bualemo. Penangkapan ikan ke sekitar Kepulauan Togean (Pulau Poat, Pulau Bangoh, dan Tanjung Keramat) dilakukan sepanjang tahun, hal ini karena daerah penangkapan tersebut relatif dekat dan mudah dicapai. Konsentrasi pendaratan ikan demersal hasil pancingan di wilayah Kabupaten Banggai adalah di PPI Pagimana, Banggai Kepulauan, Bualemo, dan Toili. Hasil tangkapan pancing dasar didominasi oleh jenis kerapu atau grouper (Serranidae), kakap (Lutjanidae), daging putih ataulencam (Lethrinidae) dan suntung batu (Sephia sp.), serta gurita (Octopus sp.). Pada bulan Mei sampai dengan Desember 2004 laju tangkap harian berkisar antara 10,8 sampai dengan 65,4 kg per kapal per hari. Jenis ikan daging putih atau lencam (Lethrinidae) pada umumnya mendominasi hasil tangkapansetiap bulan dengan persentase rata-rata tertangkap 35,04%. Jenis-jenis kerapu atau Serranidae (Plectropomus sp., Ephinephelus sp., Variola sp.) dan jenis-jenis kakap atau Lutjanidae (Lutjanus sp., Aprion sp., dan Pristipomoides sp.) yang merupakan sasaran tangkapan utama memiliki persentaserata-rata tertangkap cukup tinggi yaitu masing-masing 18,96 dan 18,82%. Jenis tangkapan lain yang juga mendominasi adalah gurita (Octopus sp.) yang rata-rata mencapai 13,45%, suntung batu (Sepia sp.) rata-rata 3,34%. Berdasarkan pada hasil pengukuran panjang beberapa jenis ikan dominan, ukuranpanjang jenis ikan ekor bulan (Variola albimarginata) yang tertangkap berkisar antara 24 sampai dengan 34 cm. Jenis ikan sunu super (Plectropomus leopardus) yang tertangkap mempunyai ukuran panjang yang berkisar antara 28 sampai dengan 49 cm. Kerapu coklat (Ephinephelus areolatus) yang tertangkap mempunyai ukuran 40 sampai dengan 82 cm. Ukuran ikan kakap merah (Lutjanus malabaricus) berkisarantara 40,5 sampai dengan 72,5 cm. Sunu macan (Plectropomus areolatus) berukuran antara 39 sampai dengan 64 cm. Kerapu muso atau gomes (Ephinephelus fuscoguttatus) pada umumnya memiliki ukuran yang lebih besar bila dibandingkan dengan jenis ikan lain dengan ukuran panjang antara 64 sampai dengan 89 cm. Pemantauan aktivitas penangkapan nelayan di wilayah ini harus dilakukan untuk menghindari terjadi penangkapan yang illegal maupun penangkapan yang tidak memperhatikankelestarian.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here