z-logo
open-access-imgOpen Access
Otoritas Sanad Keilmuan Ibrahim Al-Khalidi (1912-1993): Tokoh Pesantren di Lombok NTB
Author(s) -
Suhailid Suhailid
Publication year - 2016
Publication title -
buletin al-turas
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2579-5848
pISSN - 0853-1692
DOI - 10.15408/bat.v22i1.2929
Subject(s) - humanities , philosophy , theology
Abstrak Hubungan intlektual ulama-ulama Haramayn dan  Nusantara telah terjalin sejak abad ke-17 bahkan semenjak masa Wali Songo. Masyarakat muslim Lombok sejak abad ke-18 telah menjalin kontak hubungan dengan ulama-ulama Haramayn, terbukti dengan adanya sejumlah tuan guru yang mengenyam pendidikan di kota suci tersebut dan menjadi khalifah tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah,hinggamembentuk komunitas yang bercorak fiqh-sufistik.Hubungan sanad keilmuan Ibrahim Al-Khalidi dengan ulama Haramayn dapat di buktikan melalui dua sanad tertulis yang diterimanya, yaitu: (1) Sanad ilmiyah salah seorang ulama Nusantara, KH. Mahfudz Al-Tirmasi (w. 1338 H/1919) dalam kitab Kifayah al-Mustafid diterima  dari dua orang gurunya di Haramayn, (2)  Ijazah Syekh Hasan Muhammad Al-Masyath (w. 1399 H) dalam karyanya Al-Irsyad bi Dzikr Ba’dh Mả li Min Al-Isnảd pada tahun 1370 H. Di Makkah al-Mukarramah, seorang ulama yang punya otoritas sanad keilmuan di tanah Hijaz abad XX. Akurasi mata rantai dan kaitan sanad satu sama lain antara seorang ulama dan pemberian ijazah (sertifikasi) yang menjelaskan kredensial akademik pemegangnya, menjadikanIsnadmenjadi kredensial terpenting dan menjadi pengakuan guru terhadap otoritas muridnya. Kata Kunci: Ulama, Keilmuan, Sanad, Lombok, Haramayn.   Abstract The intelectual relation of Ulemas in Haramayn and Nusantara had been connected to each other during the 17th century, since Walisongo era.  Moslem society in Lombok during the 18th century had also been connected to ulemas in Haramayn. It can be proved by the evidences of the great teachers (mahaguru) who had finished studying in the holy city (Haramayn) and the existence of Qadariyah and Naqsabandiyah misticism untill it forms fiqh-sufistics community.The knowledge relationship speakers of Ibrahim Al-Khalidi with Ulemas in Haramayn can be proved through two written sanad (speakers relationship)received, such as: (1) Scholarly sanad, one of ulemas in Nusantara, KH. Mahfudz Al-Tirmasi (d. 1338 H/1919) in Kifayah al-Mustafid accepted from his two teachers in Haramayn, (2) the special permission (ijazah) of Syekh Hasan Muhammad Al-Masyth (d.1399 H) in his work Al-Irsyad bi Dzikr Ba’dh Ma li Min Al-Isnad in 1370 H. in Makkah Mukarramah, an ulemas who owns the authority of knowledge speaker relationship (sanad) in Hijaz during XX century. The chains acuracy and sanad relationship between one ulama and another ulemas who gave the authority explaining the holder of the academic credential and creating isnad become the most credential which produce teacher’s confession to his students authority. Kata Kunci: Ulama, Keilmuan, Sanad, Lombok, Haramayn.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here