z-logo
open-access-imgOpen Access
Peranan Komunitas Arab dalam Bidang Sosial-Keagamaan di Betawi 1900-1942
Author(s) -
M.Sc Timbul Haryono
Publication year - 2020
Publication title -
buletin al-turas
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2579-5848
pISSN - 0853-1692
DOI - 10.15408/bat.v21i1.3832
Subject(s) - humanities , art
Abstrak Komunitas Arab-Hadhrami di Betawi peranannya dirasa amat besar bagi masyarakat Betawi, tidak hanya terkenal sejak dahulu keahliannya dalam bidang politik dan perdagangan, namun juga dalam bidang sosial-keagamaan. Wujud nyata dari peranan yang dimainkan oleh orang-orang Arab tersebut terlihat sekali ketika memasuki awal abad XX, yakni dengan didirikannya sebuah organisasi modern yang bergerak di bidang sosial-keagamaan yang bernama Jamiat Kheir. Organisasi ini terkenal bukan saja karena keberhasilannya mendirikan sekolah-sekolah modern dan melahirkan tokoh-tokoh Islam penting, tetapi juga karena kegiatan sosial-keagamaannya   yang diwujudkan dalam bentuk pendirian beberapa panti asuhan, Islamic center, majelis taklim, percetakan dan juga fasilitas umum seperti; perpustakaan, masjid, dan rumah sakit. Kegiatan itu pun masih tetap berlangsung hingga kini dalam program kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh ar-Rabithah al-Alawiyyah. Fakta ini cukup menjadi suatu bantahan atas pernyataan seorang tokoh Orientalis Barat yakni, L.W.C Van den Berg yang kemudian diikuti oleh kalangan orientalis lainnya seperti K.A Steenbrink dan C. Snouck Hurgronje, yang menyatakan bahwa motivasi utama orang-orang Arab datang ke Nusantara hanyalah untuk berdagang dan mencari keuntungan materi semata. Oleh karena itu, tujuan penilitian ini adalah untuk membuktikan bahwa tidak semua orang-orang Arab yang datang ke Nusantara khususnya di Betawi, bertujuan hanya untuk berdagang dan mencari keuntungan materi semata.---Abstract Hadrami Arab community in Batavia felt immense role for the Betawi people, not only famous since ancient expertise in the fields of politics and trade, but also in the socio-religious. Concrete manifestation of the role played by the Arabs was seen once when entering the early twentieth century, namely the establishment of a modern organization that is engaged in socio-religious named Jamiat Kheir. This organization is famous not only for its success establishing modern schools and gave birth to Islamic figures is important, but also because of the socio-religious activities are realized in the form of the establishment of several orphanages, Islamic centers, taklim, printing and also public facilities such as; libraries, mosques, and hospitals. The campaign was still going on today in the program activities carried out by al-Rabita al-Alawiyyah. This fact is quite become a rebuttal to the statement of a prominent Western orientalists namely, LWC Van den Berg followed by the orientalists such as KA Steenbrink and C. Snouck, which states that the primary motivation of the Arabs came to the archipelago are for trade and looking for material gains alone. Therefore, the purpose of this research is to prove that not all Arabs who came to the archipelago, especially in Betawi, aiming only to trade and seek material gains alone.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here