
PROFIL POTENSI PENYAKIT AKIBAT KERJA TAHAPAN PEMBATIKAN
Author(s) -
Rr. Vita Nur Latif,
Ristiawati Ristiawati,
Nor Istiqomah
Publication year - 2016
Publication title -
unnes journal of public health
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2548-7604
pISSN - 2252-6781
DOI - 10.15294/ujph.v5i4.11282
Subject(s) - humanities , gynecology , physics , medicine , art
Abstrak
Batik diakui UNESCO sebagai budaya milik Indonesia. Pembatikan masih menggunakan bahan baku berbahaya. Salah satu tuntutan AFTA (ASEAN Free Trade Area) 2015 yaitu meningkatkan kualitas dan perlindungan produk dalam negeri (batik) untuk dapat bersaing dengan produk luar negeri, dimana dalam proses produksinya memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerjanya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi gangguan kesehatan yang muncul pada tahapan pembatikan yang nantinya dapat menjadi dasar rekomendasi substitusi bahan dan metode dalam tahapan pembatikan. Penelitian ini berupa survey analitik dengan metode deskriptif analitik. Populasi penelitian ini adalah seluruh pekerja industri batik di Kota Pekalongan pada 634 industri batik. Sampel pada penelitian ini sejumlah 80 responden yang diambil secara random sampling. Ditemukan gangguan kesehatan pada pekerja batik berupa gangguan kapasitas paru 67,5%; penurunan fungsi penglihatan 33,8%; dermatitis ekstrimitas 30%. Sebaran pekerja dengan gangguan kapasitas paru, penurunan fungsi penglihatan, dan dermatitis ekstrimitas terbanyak ditemukan pada tahap pelekatan lilin, berturut-turut 64,8%; 48,1%; dan 66,7%.
Abstract
Batik is recognized by UNESCO as Indonesian indigenous culture. Batik processing was still using dangerous
material. One of AFTA 2015 requirements was to increase quality and protectionto domestic product for
commpeting with foreign product, whith paying attention to health and safety. This study aimed to identify
health disorders in batik processing for being the rasionale for material and method substitution
recommandation in batik processing. This was descriptive analitic survey. The population was all workers in
all batik industries (634 industries) in Pekalongan City. There were 80 respondents which were choosen
ramdomly as sample. It was indentified that the health disorders in batik industries workers were vital lung
capacity abnormalities (33.8%), optical degeneration and dermatitis extremities (30%). Health disorders were
mostly found in waxing process; they were vital lung capacity abnormalities (64.8%), optical degeneration
(48.1%) and dermatitis extremities (66.7%).