
POSISI PEREMPUAN DALAM TRADISI BUKA MEJA (Studi Di Desa Cikeusal Lor, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes)
Author(s) -
Iman Fadhilah
Publication year - 2017
Publication title -
sabda
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2549-1628
pISSN - 1410-7910
DOI - 10.14710/sabda.v10i1.13295
Subject(s) - humanities , art
Berbicara soal budaya, memang sangat unik dan menarik; unik karena membahas satu kesatuan yang integral dalam suatu masyarakat, akan tetapi selalu ada kekhasan didalamnya, yang itu membedakan antara lokus yang satu dengan yang lain. Menarik karena bahasan budaya selalu memantik para ilmuwan untuk selalu mendalami budaya secara detail yang terkait dengan cita rasa dan kompleksitas masyarakat. Ada hal yang menarik terkait dengan Budaya buka meja yang dilakukan secara kontinyu di masyarakat Desa Cikeusal, Ketanggungan, Brebes. Pemilihan Desa Cikeusal, karena tradisi di Desa ini unik, berbeda dengan Desa-Desa pada umumnya di Kecamata Ketanggungan, Desa Cikeusal mengunakan bahasa sunda, padahal sekitarnya berbahasa Jawa, juga dengan tradisi perbatasan Sunda-Jawa. Ada relasi yang tidak imbang antara perempuan dan laki-laki dalam tradisi buka meja. Laki-laki menjadi subjek "yang berkuasa" atas perempuan