
Struktur Komunitas Echinodermata di Padang Lamun Karimunjawa, Jepara Jawa Tengah
Author(s) -
Hanaf Fatimah,
Ria Azizah Tri Nuraini,
Adi Santoso
Publication year - 2020
Publication title -
journal of marine research (universitas diponegoro)
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
ISSN - 2407-7690
DOI - 10.14710/jmr.v9i3.27566
Subject(s) - physics , humanities , forestry , geography , art
Pulau Kemujan dan Pulau Bengkoang Karimunjawa memiliki beberapa ekosistem, salah satunya adalah ekosistem padang lamun. Secara ekologis, padang lamun merupakan habitat bagi biota laut salah satunya Echinodermata. Echinodermata berperan sebagai salah satu komponen dalam rantai makanan, pemakan sampah organik dan hewan kecil lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis struktur komunitas Echinodermata dan membandingkan struktur komunitas Echinodermata di Pulau Kemujan dan Pulau Bengkoang Karimunjawa. Metode struktur komunitas Echinodermata sama dengan lamun yaitu metode Seagrass Watch. Masing-masing lokasi dibagi menjadi 3 titik sekaligus sebagai pengulangan, dengan jarak antar titik 25 meter sejajar garis pantai, penarikan transek kuadran berukuran 50x50cm² ketika pertama kali ditemukannya lamun, tegak lurus kearah laut lepas sepanjang 50 m. Transek kuadran diletakkan dimulai dari titik, lalu ke arah 1 meter dari kanan dan 1 meter dari kiri, dengan jarak antar kuadran 5 m. Hasil penelitian Echinodermata di Pulau Kemujan yaitu Kelas Holothuroidea dan Echinoidea, sedangkan di Pulau Bengkoang ditemukan Kelas Holothuroidea, Asteroidea dan Echinoidea. Kelimpahan Echinoidermata tertinggi di Pulau Bengkoang. Nilai indeks keanekaragaman (H’) Pulau Kemujan tergolong rendah (0,025), indeks keseragaman rendah (0,030) dan tidak ada yang mendominansi. Sedangkan di Pulau Bengkoang keanekaragaman (H’) tergolong sedang (1,048), keseragaman (E) tinggi (0,793) dan tidak ada yang mendominansi. Hasil kerapatan lamun lebih tinggi di Pulau Bengkoang yaitu 164,44 ind/m². Jenis substrat di kedua lokasi yaitu pasir dengan kandungan bahan organik di Pulau Kemujan tergolong rendah, sedangkan Pulau Bengkoang tergolong sedang.