
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DAN MPASI DENGAN TINGKAT KECUKUPAN GIZI BADUTA PADA KELUARGA NELAYAN
Author(s) -
Novi Kardyanti,
Suyatno Suyatno,
Martha Irene Kartasurya
Publication year - 2021
Publication title -
jurnal kesehatan masyarakat (undip)/jurnal kesehatan masyarakat
Language(s) - Spanish
Resource type - Journals
eISSN - 2715-5617
pISSN - 2356-3346
DOI - 10.14710/jkm.v9i5.30619
Subject(s) - physics , humanities , gynecology , medicine , philosophy
Praktik pemberian ASI dan MPASI perlu memperhatikan kualitas dan kuantitas yang sesuai agar asupan zat gizi baduta terpenuhi secara maksimal. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan pemberian ASI dan MPASI dengan tingkat kecukupan energi (TKE) dan protein (TKP) baduta usia 6-24 bulan di desa nelayan Kabupaten Demak. Jenis penelitian explanatory research ini menggunakan desain cross sectional. Subjek penelitian (61 orang) dipilih secara purposive, menggunakan kriteria inklusi: masih diberi ASI, memiliki ayah nelayan serta tidak cacat fisik dan mental. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Analisis dilakukan dengan uji korelasi Rank spearman, dan Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan rerata frekuensi pemberian ASI usia 6-12 bulan 9,1 kali/hari dan 12-24 bulan 6,9 kali/hari. Rerata durasi pemberian ASI 122,5 menit/hari. Baduta dengan pemberian MPASI lokal 65,6%, tekstur MPASI yang kurang sesuai 37,7%, rerata TKE 82,7%, kontribusi energi ASI 47,4%, kontribusi energi MPASI 40,5%, TKP 115,3%, kontribusi protein ASI 46,8%, kontribusi protein MPASI 84,5%. Ada hubungan antara frekuensi (p=0,008, r=0,336) dan durasi (p=0,001, r=0,412) pemberian ASI dengan TKE Baduta, tetapi tidak berhubungan dengan TKP baduta. Ada hubungan frekuensi pemberian MPASI (p=0,006, r=0,351) dan jenis MPASI (p=0,043) terhadap TKP Baduta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin bertambah usia baduta semakin sedikit kandungan zat gizi yang di peroleh dari ASI, sehingga pemberian MPASI perlu diperhatikan baik dari frekuensi dan jenis MPASI yang diberikan.