
Profesi Penyalin Naskah di Perpustakaan pada Masa Keemasan Islam
Author(s) -
Roro Isyawati Permata Ganggi
Publication year - 2019
Publication title -
anuva: jurnal kajian budaya, perpustakaan, dan informasi
Language(s) - Uncategorized
Resource type - Journals
ISSN - 2598-3040
DOI - 10.14710/anuva.3.1.19-26
Subject(s) - physics , humanities , art
Pada masa kejayaan Islam banyak sekali cendekiawan-cendekiawan muslim yang pemikirannya mampu mempngaruhi dunia bahkan hingga saat ini. Padahal pada saat itu belum ada mesin pengganda kertas seperti mesin foto copy, printer, maupun scanner. Sedangkan seorang cendekiawan tidak memiliki banyak waktu untuk menyalin naskah yang sudah ia tulis untuk kemudian disebarluaskan. Padahal pada saat itu perpustakaan merupakan lambang politik dan kejayaan seseorang, sehingga mendorong munculnya suatu profesi penyalin naskah, atau biasa disebut warraq. Profesi warraq muncul pada sekitar abad 3 – 4 Hijriah. Seorang warraq harus memiliki karakteristik seperti: (1) baik tulisannya; (2) jelas tulisannya; (3) kebenarannya; (4) amanah; (5) memahami apa yang ditulis. Warraq terdapat beberapa jenis: (1) warraq yang menyalin buku untuk mendapatkan bayaran sesuai dengan yang disalin; (2)warraq yang bekerja pada orang kaya; (3) warraq yang berasal dari budak kerajaan. Gerakan warraq ini pada akhirnya mengalami kepunahan sejak ditemukannya mesin cetak pada abad kelima belas oleh Gutternberg.