
MÜSBET HAREKET DALAM RELASI ANTAR AGAMA DITINJAU DARI PERSPEKTIF TEORI HIRARKHI KEBUTUHAN ABRAHAM MASLOW
Author(s) -
Ustadi Hamsah
Publication year - 2019
Publication title -
religi
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2548-4753
pISSN - 1412-2634
DOI - 10.14421/rejusta.2018.1402-06
Subject(s) - humanities , action (physics) , political science , philosophy , sociology , physics , quantum mechanics
Kajian mengenai hubungan antar agama merupakan kajian yang terus akan menjadi topik yang strategis. Hal ini disebabkan oleh karena fenomena agama merupakan sesuatu yang selalu lekat dengan dinamika kehidupan manusia kapan pun dan di mana pun. Kemudian, persoalan agama juga merupakan sesuatu yang menyangkut kesadaran dan penghayatan emosional manusia. Ketika manusia dengan sistem keyakinan satu harus berhadapan dengan sistem keyakinan lainnya akan terhambat oleh persoalan penghayatan yang berbeda. Persoalan-persoalan relasi antar agama akan muncul ketika perbedaan itu terus ada. Artikel ini mencoba menguraikan persoalan itu dengan menghubungkan dengan konsep positive action (müsbet hareket) dari pemikiran Said Nursi. Kait kelindan antara konsep positive action dan relasi antar agama dianalisis dengan mengaplikasikan teori hierarchy of needs Abraham Maslow. Dari analisis tersebut dapat dikemukakan hasil bahwa positive action merupakan basis utama dalam menjalin relasi sistem keyakinan yang berbeda dan beragam. Hal tersebut merupakan sebuah kesadaran dan penghayatan tertinggi dalam beragama khususnya ketika menjalin relasi dengan sistem keyakinan lain. Dalam model analisis dengan menggunakan teori hierarchy of needs hal itu merupakan perwujudan dari pemenuhan kebutuhan tertinggi, yakni self actualisation, dan merupakan peak experience.