
Shi’ite Ideology Bias in Al-Qummi Tafsir: Study of Ali Imran and Al-Nisa’ Chapters
Author(s) -
Ahmad Zainal Abidin
Publication year - 2018
Publication title -
esensia
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2548-4729
pISSN - 1411-3775
DOI - 10.14421/esensia.v19i2.1594
Subject(s) - humanities , politics , interpretation (philosophy) , ideology , context (archaeology) , meaning (existential) , art , legitimation , philosophy , history , political science , law , epistemology , linguistics , archaeology
The study of political bias in Quranic commentary is of great interest following the contexts that led to its emergence. The verse of the Qur'an is often used as a legitimation of understanding in religious discourse. The study of al-Qummi's commentary explains how the verses of the Qur'an are understood in such a way by a person living in the certain context to favor the Shi'a school and attack its opponents. It also explains how the interpretation becomes a field of meaning contestation. This tendencies were found in al-Qummi commentary on Alu Imran and al-Nisa’ Surahs. The presence of such a biased interpretation can not be separated from the author's cultural and social political context as he lives in the midst of contests, rivalries and political intrigues of Muslim groups in a particular era in history.[Kajian tentang bias politik dalam tafsir Al-Quran sangat menarik dilakukan terkait konteks yang menyebabkan kemunculannya. Ayat Al-Qur'an sering digunakan sebagai legitimasi pemahaman dalam wacana agama. Dengan menggunakan pendekatan historis dan komparatif, studi terhadap tafsir al-Qummi ini menemukan bagaimana ayat-ayat Al Qur'an dipahami sedemikian rupa oleh seseorang yang hidup dalam konteks tertentu untuk mendukung madzhab Syiah dan menyerang lawan-lawan politik. Penafsiran yang demikian berbeda dengan Al-Qur ’an dan Tafsirnya karya dari Tim Kementerian Agama. Studi juga menemukan bagaimana tafsir al-Quran menjadi medan kontestasi makna antar kelompok. Kecenderungan ini ditemukan dalam penafsiran al-Qummi tentang surah Ali Imran dan al-Nisa’. Kemunculan interpretasi yang bias seperti itu tidak dapat dipisahkan dari konteks budaya dan sosial politik al-Qummi ketika ia hidup di tengah-tengah persaingan dan intrik politik antara kelompok Muslim di era tertentu dalam sejarah Islam.]