
Kecerdasan Majemuk pada Anak
Author(s) -
Kadek Suarca,
Soetjiningsih Soetjiningsih,
Iga Endah Ardjana
Publication year - 2016
Publication title -
aksi spenduyo : majalah smp negeri 2 mendoyo
Language(s) - English
Resource type - Journals
ISSN - 2338-5022
DOI - 10.14238/sp7.2.2005.85-92
Subject(s) - humanities , psychology , art
Kecerdasan majemuk pertama kali diperkenalkan tahun 1983 oleh Howard Gardner diHarvard School of Education and Harvard Project Zero. Teori ini membantah tes seperticontoh Stanford Binet Test yang dikatakan sebagai hitungan tradisional yang tidakadekuat menilai kecerdasan. Menurut Gardner, kecerdasan melebihi dari hanya sekedarIQ (Intelligence Quotient) karena IQ yang tinggi tanpa ada produktifitas bukanmerupakan kecerdasan yang baik. Anak harus dinilai berdasarkan apa yang merekadapat kerjakan bukan apa yang tidak dapat mereka kerjakan. Kecerdasan didefinisikansebagai kemampuan untuk memecahkan masalah dan memiliki nilai lebih dalam sebuahkultur masyarakat. Kecerdasan adalah potensi biopsikologikal untuk mengolah informasisehingga dapat memecahkan masalah, menciptakan hasil baru yang menambah nilainilaibudaya setempat. Pandangan baru ini sangat berbeda dengan pandangan lamayang selalu mengandalkan dua penilaian yaitu verbal dan komputasional. Delapan macamkecerdasan itu antara lain, (1) Kecerdasan linguistik, (2) Kecerdasan logika-matematika,(3) Kecerdasan gerak tubuh, (4) Kecerdasan musikal, (5) Kecerdasan visual-spasial, (6)Kecerdasan interpersonal, (7) Kecerdasan intrapersonal, dan (8) Kecerdasan naturalis.