Open Access
Pengaruh Penimbunan Besi Terhadap Hati pada Thalassemia
Author(s) -
Pamela Kartoyo,
Purnamawati Sp
Publication year - 2016
Publication title -
aksi spenduyo : majalah smp negeri 2 mendoyo
Language(s) - Slovenian
Resource type - Journals
ISSN - 2338-5022
DOI - 10.14238/sp5.1.2003.34-8
Subject(s) - medicine , gynecology , gastroenterology
Thalassemia merupakan penyakit hemolitik kronis dengan gejala utama anemia danmemerlukan transfusi darah berulang. Transfusi darah berulang dan peningkatanabsorpsi besi di usus sebagai akibat eritropoiesis yang tidak efektif pada penderitathalassemia menyebabkan penimbunan besi. Hati merupakan organ utama yangterganggu karena hati merupakan tempat penyimpanan utama cadangan besi. Padakeadaan penimbunan besi, kadar besi serum, saturasi transferin dan feritin akanmeningkat serta transferin binding capacity (TBC) terlampaui, hal ini dapatmenyebabkan reaksi radikal bebas yang bersifat sitotoksik sehingga mengakibatkankerusakan oksidasi lipid, protein dan asam nukleat. Penimbunan besi kronis di hatimengakibatkan fibrosis serta sirosis hati, dan biopsi hati merupakan baku emas untukmenilai penimbunan besi di hati juga dapat memberi informasi mengenai derajatkerusakan hati. Bahaya lain akibat pemberian transfusi darah berulang padathalassemia adalah terinfeksi virus hepatitis C. Pada hepatitis C, kadar besi serum,saturasi transferin dan feritin meningkat dan penimbunan besi ini akan memperberatpenyakit hepatitis C. Hal ini disebabkan besi akan meningkatkan kerusakan radikalbebas pada hepatosit yang telah rusak sebelumnya akibat infeksi virus hepatitis C.Untuk mengatasi penimbunan besi diperlukan zat kelasi besi seperti desferal, dansenyawa anti oksidan seperti vitamin E dapat melindungi hepatosit terhadapkerusakan sel dan peroksidasi lipid. Untuk mencegah dan mengurangi risiko terinfeksivirus hepatitis B dan C pada penderita thalassemia perlu dilakukan uji tapis (skrining)terhadap setiap donor darah.