z-logo
open-access-imgOpen Access
Intoleransi Laktosa pada Anak dengan Nyeri Perut Berulang
Author(s) -
Elizabeth Yohmi,
Aswitha Boediarso,
Badriul Hegar,
Pramita G. Dwipurwantoro,
Agus Firmansyah
Publication year - 2016
Publication title -
aksi spenduyo : majalah smp negeri 2 mendoyo
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
ISSN - 2338-5022
DOI - 10.14238/sp2.4.2001.198-204
Subject(s) - physics , medicine , gynecology
Sakit perut berulang (SPB) merupakan masalah yang sering ditemukan pada anakterutama dalam hal pendekatan diagnosis dan tatalaksana. Sebagian besar penyebabSPB adalah gangguan fungsional dan hanya sebagian kecil (10%) yang disebabkan olehkelainan organik. Intoleransi laktosa dilaporkan merupakan penyebab SPB terbanyakpada anak berusia di atas 5 tahun. Intoleransi laktosa terjadi akibat ketidakmampuanlaktase menghidrolisis laktosa yang masuk ke dalam usus halus. Manifestasi klinis yangdiperlihatkan sangat bervariasi seperti mual, muntah, sakit perut, kembung, sering flatusdan diare. Berbagai pemeriksaan penunjang dapat digunakan untuk mendiagnosiskeadaan intoleransi laktosa. Uji hidrogen napas merupakan alat diagnostik pilihan saatini, karena bersifat non invasif dan mempunyai nilai sensitifitas dan spesifisitas yangtinggi, serta sangat mudah dan aman dilakukan pada anak. Biopsi usus masih merupakanuji diagnostik baku emas untuk mengukur aktivitas laktase. Prevalens intoleransi laktosadi berbagai tempat di dunia sangat beragam. Ras dan pola hidup dalam mengkonsumsisusu/produk susu dilaporkan berperan pada aktivitas laktase. Di Indonesia, prevalensintoleransi laktosa pada anak pernah dilaporkan dengan memperlihatkan peningkatanprevalens sesuai dengan bertambahnya usia, tetapi prevalens intoleransi laktosa padaanak yang menderita SPB belum pernah dilaporkan.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here