
Inkontinensia Urin pada Anak
Author(s) -
Taralan Tambunan
Publication year - 2016
Publication title -
aksi spenduyo : majalah smp negeri 2 mendoyo
Language(s) - English
Resource type - Journals
ISSN - 2338-5022
DOI - 10.14238/sp2.3.2000.163-9
Subject(s) - gynecology , medicine , enuresis , pediatrics
Secara umum gangguan berkemih yang disebut mengompol dapat dibagi dalam duakelompok yaitu enuresis dan inkontinensia urin. Enuresis dianggap sebagai akibatmaturasi proses berkemih yang terlambat, umumnya tidak ditemukan kelainan organikyang nyata sebagai penyebab. Inkontinensia urin didefinisikan sebagai pengeluaran urinyang terjadi tanpa kontrol (involunter) meskipun si pasien berusaha sekuat mungkinmenahannya, kencing bisa menetes dan tidak lampias, terjadi seketika. Dalam kenyataansehari-hari, tidak mudah membedakan enuresis dengan inkontinensia urin. Inkontinensiaurin lebih sering bersifat kronik dan progresif. Klasifikasi dapat disusun berdasarkanetiologi, kelainan pola berkemih maupun berdasarkan tingkat lesi neurologik. Pendekatandiagnostik yang lebih mutakhir didasarkan pada hasil pemeriksaan miksiosistoureterografidan urodinamik yang menggolongkan inkontinensia dalam dua bagian yaituinkontinensia fungsional dan organik. Dalam periode 11 tahun di Bagian Ilmu KesehatanAnak FKUI-RSCM Jakarta (1989-2000) tercatat 18 kasus inkontinensia urin, 9 diantaranya tergolong dalam buli-buli neurogenik akibat spina-bifida. Masalah utama yangdihadapi ialah ISK berulang dan gagal ginjal kronik. Penanganan yang baik dan tepatharus dimulai dari upaya diagnostik yang akurat. Prioritas utama ialah pemeliharaanfungsi ginjal, pemberantasan infeksi berulang dengan memperhatikan kondisi neurologisyang diderita. Kerjasama antar disiplin seperti urologi, pediatri dan rehabilitasi mediksangat diperlukan, namun di atas segalanya, perhatian, kesabaran dan dedikasi untukmenolong pasien sangat penting agar kualitas hidup pasien dapat ditingkatkan.