z-logo
open-access-imgOpen Access
Faktor Risiko dan Luaran Fungsi Hati pada Asfiksia Neonatus di Unit Perawatan Intensif Neonatus (UPIN) RSUP Sanglah Denpasar
Author(s) -
I Wayan Dharma Artana
Publication year - 2016
Publication title -
aksi spenduyo : majalah smp negeri 2 mendoyo
Language(s) - English
Resource type - Journals
ISSN - 2338-5022
DOI - 10.14238/sp14.4.2012.260-4
Subject(s) - medicine , gynecology , obstetrics
Latar belakang. Asfiksia neonatus menyebabkan disfungsi organ, termasuk hati sebagai salah satu organyang dikorbankan akan mengalami cedera karena proses asfiksia.Tujuan. Mengetahui dan membandingkan luaran fungsi hati pada asfiksia neonatus dan mengetahui faktorrisiko kejadian asfiksia.Metode. Penelitian dengan rancangan potong lintang, subyek dipilih dengan cara non random sampling,yaitu consecutive sampling, sejak bulan Juni sampai Desember 2010. Subyek penelitian 46 neonatus asfiksiadan 60 kontrol. Hubungan antara derajat asfiksia dengan parameter fungsi hati dilakukan dengan analisisof varian (ANOVA).Hasil. Dari 46 neonatus asfiksia, derajat ringan 21 (19,8%), derajat sedang 11 (10,4%), derajat berat 14(13,2%). Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok asfiksia dengan kontrol terhadap enzim serumglutamic oxaloacetic transaminase (SGOT), serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT), Prothrombin time(PT) dan International normalised ratio (INR)(p<0,001). Faktor risiko terhadap kejadian asfiksia adalahumur kehamilan (p<0,013) dan berat badan lahir (p<0,001).Kesimpulan.Asfiksia neonatus menyebabkan luaran SGOT, SGPT lebih tinggi dibandingkan kontrol. NilaiINR dan PT juga dipengaruhi oleh asfiksia neonatus.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here