
Perbandingan Tatalaksana Konstipasi Kronis antara Disimpaksi per Oral dengan per Rektal di Instalasi Kesehatan Anak RS DR Sardjito Yogyakarta
Author(s) -
Wahyu Damayanti,
Pradini Pradini,
Zamrina Zamrina,
Muhammad Juffrie
Publication year - 2016
Publication title -
aksi spenduyo : majalah smp negeri 2 mendoyo
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
ISSN - 2338-5022
DOI - 10.14238/sp14.4.2012.224-9
Subject(s) - gynecology , medicine
Latar belakang. Konstipasi adalah kelainan yang sering terjadi dan menimbulkan masalah yang serius padabayi dan anak. Penyebab konstipasi dapat dibagi menjadi penyebab non organik/fungsional dan penyebaborganik. Tatalaksana anak dengan konstipasi fungsional meliputi beberapa langkah, 1) edukasi, 2) pengeluaranfeses/disimpaksi, 3) fase pemeliharaan. Pada disimpaksi dan fase pemeliharaan diperlukan laksansia secara oralataupun rektal.Tujuan. Membandingkan disimpaksi oral (Laktulose) dengan per rektal (phosphate enema) pada anakdengan konstipasi kronis, kedua obat ini dari golongan yang sama yaitu laksansia osmotikMetode. Merupakan penelitian uji klinis acak terkendali. Sampel penelitian adalah anak konstipasi fungsional yangberobat jalan dan dirawat di Instalasi Kesehatan Anak RS Dr. Sardjito Yogyakarta dan memenuhi kriteria inklusidan kriteria eksklusi, usia antara 6 bulan – 14 tahun akan dilakukan uji disimpaksi per oral atau per rektal.Hasil. Angka kesembuhan pada kelompok terapi per oral lebih sedikit dibanding per rektal (=0,636, IK95% 0, 336-1,205), p=0,162. Efek samping yang timbul yaitu kembung (RR=0,857, IK 95% 0,633-1,160),p=0,285, nyeri perut (RR=0,583, IK 95% 0,141-2,410), p=0,312, diare (RR=0,952, IK 95% 0,611-1,484),p=0,832. Penerimaan terhadap obat yang diberikan pada anak (RR=1,000, IK 95% 0,699-1,448), p=1,000,pada orang tua (RR=1,1670, IK 95% 0,862-1,579), p=0,317. Perubahan gejala konstipasi setelah intervensiobat, yaitu retensi (RR=1,40, IK 95% 0,112-17,543), p=0,802, soiling (RR=1,40, IK 95% 0,875-2,237),p=0,171, konsistensi feses (RR=1,20, IK 95% 0,839 -1,716), p=0,071.Kesimpulan. Tidak terdapat perbedaan efektifitas pada kedua kelompok, hanya dalam lama terapi lebihcepat pada laksansia per rektal dibandingkan per oral. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada keduakelompok dalam mengurangi retensi, nyeri saat defekasi dan konsistensi feses. Tidak ditemukan efek sampingyang bermakna pada pemakaian laksansia per oral ini. Laksansia per oral lebih mudah diberikan dibandinglaksansia per rektal walau hasil tidak berbeda bermakna.