
Karakteristik Klinis dan Epidemiologis Avian Influenza A (H5N1) Anak Di Indonesia, Tahun 2005-2007
Author(s) -
Dewi Murniati,
Sardikin Giriputro,
Sri Rezeki Hadinegoro
Publication year - 2016
Publication title -
aksi spenduyo : majalah smp negeri 2 mendoyo
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
ISSN - 2338-5022
DOI - 10.14238/sp12.5.2011.347-58
Subject(s) - medicine , gynecology
Latar belakang. Indonesia merupakan negara tertinggi di dunia yang melaporkan kasus avian influenzaA(H5N1) dengan proporsi kematian yang tinggi (83%). Sampai saat ini belum banyak penelitian kasusavian influenza A(H5N1) anak di Indonesia.Tujuan. Mengetahui pola epidemiologis, klinis, laboratoris, dan radiologis dalam hubungannya dengankesembuhan atau kematian kasus avian influenza A (H5N1) anak.Metode. Studi retrospektif dari 37 kasus konfirmasi avian influenza anak di Indonesia berdasarkan dataBadan Litbangkes dan Dirjen P2PL, Depkes RI serta WHO Indonesia dan disajikan secara deskriptif.Hasil. Riwayat kontak secara langsung dan tidak langsung dengan unggas (37,84%) sebanding dengankontak pada kasus konfirmasi avian influenza (35,14%), 12 kasus diantaranya merupakan anggota klusterkeluarga. Kasus terbanyak pada kelompok umur 5-<12 tahun (50,62%). Domisili kasus anak terutama ditiga propinsi Indonesia yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Proporsi kematian avian influenza anakIndonesia lebih rendah (67,57%) dibanding proporsi kematian nasional (82,8%) tetapi masih sedikit lebihtinggi dari proporsi kematian global (59,45%). Gejala klinis utama yaitu demam (100%), batuk (86,49%),sesak (81,08%), serta penurunan kesadaran (62,16%). Pneumonia terjadi pada 59,46% kasus dengan proporsikematian 68,18%. Kelompok yang mendapat oseltamivir (37%) mempunyai peluang hidup lebih besardari pada kelompok yang tidak mendapat oseltamivir (20%), demikian pula lama awitan sakit dan dosisawal oseltamivir pada kelompok nonfatal lebih pendek (median 5,5 hari dengan rentang waktu 2-10 hari)dibanding kelompok yang fatal (median 8,5 hari, rentang 3-22 hari) menunjukkan makin cepat mendapatterapi oseltamivir memberi peluang hidup lebih baik.Kesimpulan. Spektrum klinis avian influenza yang luas menempatkan penyakit ini sebagai diagnosis bandingyang perlu dipertimbangkan termasuk kematian yang tidak jelas penyakitnya pada kluster keluarga atausakit berat lainnya. Terapi oseltamivir memberi peluang hidup lebih baik disamping penemuan kasus diniserta perawatan secepatnya.