
Hubungan Gambaran Klinis dan Laboratorium Sebagai Faktor Risiko Syok pada Demam Berdarah Dengue
Author(s) -
Mayetti Mayetti
Publication year - 2016
Publication title -
aksi spenduyo : majalah smp negeri 2 mendoyo
Language(s) - English
Resource type - Journals
ISSN - 2338-5022
DOI - 10.14238/sp11.5.2010.367-73
Subject(s) - medicine , gynecology
Latar belakang. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit endemis dengan angka kematian yangmasih tinggi. Gambaran klinis bervariasi, pasien yang awalnya tampak ringan dapat mengalami syok danmeninggal. Sampai saat ini masih sulit mengetahui mana di antara pasien yang akan mengalami syok.Tujuan. Mengetahui hubungan gambaran klinis dan parameter laboratorium sebagai faktor risiko syokpada pasien DBD.Metode. Penelitian kohort retrospektif data rekam medik pasien DBD (kriteria WHO 1997) yang dirawatdi RS. M. Djamil Padang pada Januari-Desember 2007. Dicatat umur, jenis kelamin, status gizi, suhu,manifestasi perdarahan, hepatomegali, nilai hemoglobin, leukosit, hematokrit, dan trombosit saat masukrumah sakit serta derajat DBD, dihubungkan dengan kejadian syok. Analisis memakai uji chi-square,fischer’s exact, risiko relatif dan analisis multivariat regresi logistik.Hasil. Dari 259 pasien yang memenuhi kriteria penelitian, 119 (46%) mengalami syok. Pasien dengansuhu 14 gr%, leukosit >10000/ mm3, hematokrit >50 vol% dan trombosit 42 vol%, hemoglobin >14gr%, leukosit >5000/mm3 dantrombosit <50000/ mm3. Analisis multivariat menunjukkan faktor yang paling berhubungan dengan syokadalah suhu, perdarahan spontan, hepatomegali, jumlah trombosit, hematokrit, dan leukosit (p<0,05).Kesimpulan. Gambaran klinis berupa perdarahan spontan, hepatomegali, suhu tubuh dan parameterlaboratorium yaitu jumlah trombosit, hematokrit, leukosit paling berhubungan, dan merupakan faktorrisiko syok pada DBD.