z-logo
open-access-imgOpen Access
Marjinalisasi Perempuan Kuli Panggul di Pasar Pabean Surabaya Marjinalisasi Perempuan Kuli Panggul di Pasar Pabean Surabaya
Author(s) -
Miranti Dwi Yuniarti
Publication year - 2020
Publication title -
jurnal masyarakat dan budaya/jurnal masyarakat dan budaya
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2615-7608
pISSN - 2502-1966
DOI - 10.14203/jmb.v22i1.940
Subject(s) - sociology , negotiation , gender studies , humanities , political science , social science , art
 Marginalization often occurs in Indonesia, and it makes people gradually consider marginalization as a natural phenomenon. Female porters are one of the marginalized groups in Indonesia. They have been marginalized by others, but they donot realize it. This paper analyzes and describes the dilemmas and kind of marginalization faced by female porters in Pabean Surabaya market. The methods used in this study were qualitative, including direct observation and in-depth interviews. The results suggest that female porters marginalized by getting differential treatmentby other people, they can not negotiate their wages with customers which makes the income they earn incommensurate with their hard work, which is also exacerbated by the wage differential between female porters and male porters. They also face some dilemmas related to their work such as: (1)having double burden as housewives and workers, (2)limited skills so they can not choose a better job for them, (3)insufficient income for daily needs, (4)social pressure from fellow workers and other people. Marjinalisasi sering terjadi di Indonesia dan hal ini membuat masyarakat secara tidak sadar menganggap marjinalisasi merupakan hal yang biasa, meski pun itu merupakan hal yang salah. Perempuan kuli panggul merupakan salah satu kelompok yang termarjinal di Indonesia. Mereka dimarjinalisasi oleh masyarakat, namun mereka sendiri tidak menyadarinya. Tulisan ini dibuat untuk menganalisis dan menjelaskan dilema-dilema dan bentuk marjinalisasi yang dialami perempuan kuli panggul di pasar Pabean Surabaya. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yang terdiri dari observasi langsung dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan kuli panggul mengalami marjinalisasi dengan cara diperlakukan berbeda oleh masyarakat. Mereka tidak dapat menawar upah sehingga upah yang didapatkan tidak sesuai dengan kerja keras mereka. Upah mereka pun juga memiliki jumlah yang lebih sedikit daripada kuli panggul laki-laki. Dilema yang mereka hadapi sebagai kuli panggul adalah: (1)adanya beban ganda sebagai kuli panggul dan juga sebagai ibu rumah tangga, (2)kemampuan yang terbatas sehingga mereka tidak dapat memilih pekerjaan yang lebih baik, (3)pendapatan yang seringkali tidak dapat menutupi kebutuhan sehari-hari, (4)serta tekanan sosial dari sesama kuli panggul

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here