
Diagnosis and Management of Dilated Cardiomyopathy: a Systematic Review
Author(s) -
Sidhi Laksono,
Heramitha Azahra
Publication year - 2022
Publication title -
smart medical journal
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2621-0916
pISSN - 2621-1408
DOI - 10.13057/smj.v4i3.55123
Subject(s) - gynecology , physics , medicine
Pendahuluan : Kardiomiopati dilatasi merupakan salah satu penyebab gagal jantung, patogenesisnya sangat bervariasi, mulai dari genetik, infeksi, autoimun, dan kardiotoksin. Melakukan pemeriksaan diagnostik mengenai penyebab yang mendasari akan lebih memahami bagaimana kardiomiopati berkembang. Manajemen juga bervariasi secara signifikan sesuai dengan individu. Tujuan dari studi ini adalah untuk membahas strategi diagnosis dan manajemen penyebab yang mendasari dalam memperbaiki kardiomiopati dilatasi untuk mencapai hasil yang lebih baik dan pengobatan yang optimal. Metode : Proses pencarian artikel diakses pada tiga database elektronik, PubMed, PLOS ONE, dan Google Scholar. Data pada artikel sebelumnya terkait dengan teori dasar diagnosis dan manajemen kardiomiopati dilatasi. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian artikel jurnal adalah kardiomiopati dilatasi, gagal jantung, diagnosis, manajemen, dan genetik. Kriteria penulisan artikel ini adalah tahun publikasi dalam 2011 hingga 2021, dalam bahasa Inggris, artikel teks lengkap, dan membahas diagnosis dan manajemen kardiomiopati dilatasi. Hasil : Diperoleh dua puluh tujuh artikel sesuai dengan kriteria inklusi dan dibahas lebih lanjut dalam diagnosis dan pengelolaan kardiomiopati dilatasi. Kesimpulan : Kardiomiopati dilatasi merupakan penyakit progresif pada otot jantung, terutama pembesaran dan pelebaran ventrikel. Proses penyakit ini dominan dikarenakan faktor genetik. Diagnosis kardiomiopati dilatasi tidak hanya dapat dilihat dari manifestasinya, tetapi memerlukan pencitraan dalam ekokardiografi, elektrokardiogram, resonansi magnetik kardio, pengujian genetik, dan biopsi endomiokardial. Mencapai manajemen yang optimal diperlukan untuk mencegah penurunan tingkat fraksi ejeksi, mengurangi perawatan pada pasien gagal jantung, dan mengurangi risiko kematian kardiovaskular.