English (United Kingdom)

https://curated-unify.zendy.io/wp-json/zendy-region/v1/featured_content/oa?rat=en

https://curated-unify.zendy.io/wp-json/zendy-region/v1/highlighted_journal/

Global: Zendy Plus annual

Presents the access of premium content as premium feature

Premium Content

Presents the keyphrase highlighting as premium feature

Keyphrase Highlighting

Presents the summarisation as premium feature

Summarisation

Insights

Presents the pdf analysis as premium feature

PDF Analysis

Presents the zaia usage as premium feature

ZAIA

Global: Zendy Tools annual

Global: Zendy Free Plan

Global: Zendy Tools monthly

Global: Zendy Plus monthly

This research is caused by online learning conducted by public elementary school in suburban areas. Online learning is carried out because the “Covid19” virus outbreak has become a disaster in the world of education. Online learning requires several facilities such as an internet signal and a smartphone. This facility becomes a problem if an area experiences internet problems. This research is a qualitative descriptive study of phenomenology. The subjects in this study were teachers, parents, and fourth grade students. Data collection used is interviews, observation, and documentation. The data analysis used was data reduction, data presentation and conclusion drawing. The results of this study indicate that the implementation of online learning in grade IV public elementary school in suburban areas during the “Covid-19” pandemic was shown based on input, process, and output indicators. This can be seen from the input indicator, namely the application of teacher characteristics, namely motivation, fostering enthusiasm, and mastering technology, communication. The learning facilities used by students include cellphones/smartphones, internet networks, and the cost of buying internet data packages. Process indicators are related to the allocation of teacher time, namely managing time effectively. The application of time allocation for students is to take advantage of time tolerance in completing tasks. The output indicator is related to student learning outcomes. The application of changes Sakti B P & Ayu R E/Musamus Journal of Primary Education 3 (2) (2021) 116 in student attitudes is to be more motivating, disciplining, and timely in submitting assignments. PENDAHULUAN Proses pembelajaran tatap muka yang dilakukan sekolah dasar di Kabupaten Klaten belum bisa diterapkan (Syofyan, 2021). Pihak Dinas Pendidikan Klaten telah memutuskan bahwa pembelajaran siswa sekolah dasar dilakukan secara daring. Berkaitan dengan adanya wabah “Covid-19” pada awal tahun 2020, ada kemudian untuk melakukan kegiatan pembelajaran dari rumah. Hal ini dilakukan demi memutus rantai penyebaran virus dan menjaga keamanan serta keselamatan peserta didik dan tenaga pendidik. Akibat dari kebijakan tersebut membuat sektor pendidikan seperti sekolah maupun perguruan tinggi menghentikan proses pembelajaran secara tatap muka. Sebagai penggantinya, proses pembelajaran pun dilakukan dari rumah masing-masing siswa secara daring dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dan media internet. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era Industri 4.0 banyak mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah bidang pendidikan. Dalam perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan yang sangat besar bagi kemajuan dunia pendidikan khususnya pada proses pengajaran dan pembelajaran. Perkembangan teknologi informasi memiliki posisi penting dalam dunia pembelajaran modern yang telah mengubah cara guru dalam mengajar dan cara siswa belajar. Pendidikan yang dilakukan di sekolah berkaitan dengan era globalisasi (Sakti, 2020c). Agar pada saat proses pembelajaran siswa tidak merasa bosan dan tetap menikmati setiap pembelajarannya. Selain itu juga dapat meningkatkan daya tarik tersendiri untuk siswa agar berfikir dengan penuh kreativitas dan logis. Dalam hal ini guru dalam mengajar dituntut untuk melakukan metode pembelajaran yang dapat menunjang suasana kondusif dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dalam proses kegiatan pembelajaran. Perkembangan teknologi dalam pembelajaran tersebut mulai dimanfaatkan oleh beberapa sekolah dasar di Indonesia dalam penyelenggaraan program pendidikannya. Program tersebut dikenal sebagai program pembelajaran dengan sistem daring atau disebut juga dengan e-learning system. Pembelajaran secara daring atau online learning merupakan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan perangkat komputer atau gadget. Dimana guru dan siswa berkomunikasi secara interaktif dengan memanfaatkan media komunikasi dan informasi. Pembelajaran ini sangat bergantung dengan koneksi jaringan internet yang menghubungkan antar perangkat, guru, dan siswa. Koneksi jaringan internet akan bermasalah jika terjadi hujan di saat pandemi ini. Saat terjadi hujan disertai angin maka sinyal internet akan semakin melemah karena arah jalan gelombang sinyal semakin menyebar tertiup angin (Aji, 2020). Sekolah-sekolah yang sebelumnya melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah masing-masing, kini harus mengadaptasi model pembelajaran e-learning atau yang biasa disebut pembelajaran daring. Pembelajaran daring memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, baik guru maupun siswa. Bagi siswa, pembelajaran dengan sistem daring muncul sebagai salah satu metode alternatif belajar yang tidak mengharuskan mereka untuk hadir di dalam kelas. Pembelajaran daring juga akan membantu siswa membentuk kemandirian belajar dan juga mendorong interaksi antar siswa. Siswa sekolah dasar yang memiliki jarak jauh dengan sekolahnya akan memiliki masalah mengenai persiapan kemampuan akademiknya (Sakti, 2018a). oleh karena itu, pembelajaran daring diharapkan dapat mengatasi masalah ini. Hal tersebut dilakukan suapaya kegiatan pembelajaran menjadi lebih baik di masa pandemi. Para mahasiswa calon guru harus memahami bahwa mereka akan Sakti B P & Ayu R E/Musamus Journal of Primary Education 3 (2) (2021) 117 menghasilkan generasi penerus bangsa yang tentunya memiliki kualitas yang lebih baik dari generasi sekarang (Sakti, 2019a). Pembelajaran dengan sistem daring hadir untuk mengubah gaya mengajar konvensional guru yang secara tidak langsung akan berdampak pada profesionalitas kerja pendidik tersebut dalam mengajar. Model pembelajaran daring juga memberi peluang lebih bagi guru untuk menilai hasil belajar siswa dan mengevaluasi progres pembelajaran sesuai tujuan yang ingin dicapai setiap siswanya secara lebih fleksibel serta efektif dan efisien. Pembelajaran dengan sistem daring ini juga mampu meningkatkan kemampuan guru dalam penguasaan terhadap teknologi informasi dan komunikasi di dunia pendidikan modern saat ini. Penerapan pembelajaran daring tentunya akan menemui hambatan. Hambatan yang ditemui guru pada umumnya adalah kurangnya melakukan variasi dalam kegiatan pembelajaran (Sakti, 2020a). Pembelajaran dikatakan efektif ketika peserta didik dapat menyerap materi pelajaran dengan kegiatan pembelajaran yang efisien. Suatu proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil baik, jika kegiatan belajarmengajar tersebut dapat membangkitkan proses belajar. Penentuan atas ukuran dari pembelajaran yang efektif terletak pada hasilnya. Keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar. Dalam hal ini pembelajaran dengan sistem daring dapat dikatakan efektif apabila peserta didik dapat menyerap materi pelajaran dengan efisien, yang berdampak pada hasil belajar siswa yang mampu mencapai kriteria ketuntasan. Dan guru mampu mengelola pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai tersebut sesuai dengan target yang sudah ditetapkan berdasarkan keadaan dan kondisi pendidikan pada saat ini. Guru sekolah dasar memiliki peranan penting demi terciptanya kondisi siswa yang lebih baik (Sakti, 2018b). Guru mengalami kesulitan melaksanakan proses pembelajaran dengan sistem daring. Karena tidak semua orang tua siswa memiliki smartphone yang digunakan anaknya sebagai media belajar daring. Hal tersebut membuat siswa yang tidak memiliki smartphone harus bergabung dengan temannya yang memiliki smartphone, agar tetap dapat mengikuti kegiatan pembelajaran secara daring. Kasus siswa yang tidak memiliki smartphone/handphone juga terjadi di Kota Tasikmalaya. Anggota DPR Kota Tasikmalaya mengakui bahwa subisidi kuota tidak menyelesaikan masalah karena banyak siswa yang tidak punya handphone (Maharani, 2020). Permasalahan handphone ini akan mengganggu implementasi pembelajaran di persekolahan. Istilah implementasi meminjam dari perbendaharaan kata bahasa inggris yaitu implementation yang berarti pelaksanaan atau implementasi. Implementasi dapat diartikan sebagai proses membuat sesuatu menjadi aktif atau efektif (r, 2020). Implementasi adalah mengangkut, mengeksekusi, atau mempraktikkan sebuah rencana, metode, atau desain untuk melakukan sesuatu hal. Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa yang berisi serangkaian peristiwa yang di rancang dan disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Proses pembelajaran yang dikembangkan menghendaki kesabaran guru dalam mendidik peserta didik sehingga mereka menjadi tahu, mampu dan mau belajar dan menerapkan apa yang sudah mereka pelajari di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya (Sakti, 2019b). Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Karakteristik yang memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif dapat dikategorikan menjadi input, proses, dan output (Na’im, 2018). Sekolah yang efektif memiliki kegiatan pembelajaran yang efektif pula. Indikator dalam kegiatan proses Sakti B P & Ayu R E/Musamus Journal of Primary Education 3 (2) (2021) 118 pembelajaran meliputi indikator input, indikator proses, dan indikator output. Indikator input ini meliputi karakteristik guru, fasilitas dan perlengkapan untuk mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar. Indikator proses meliputi perilaku administratif, alokasi waktu guru, dan alokasi waktu peserta didik. Dalam indikator proses ini meliputi kegiatan yang dilakukan oleh guru, peserta didik, dan alokasi waktu selama proses pembelajaran. Kegiatan dilakukan guru, pe

Online Learning Implementation at Public Elementary Schools in Urban Outskirts