English (United Kingdom)

https://curated-unify.zendy.io/wp-json/zendy-region/v1/featured_content/oa?rat=en

https://curated-unify.zendy.io/wp-json/zendy-region/v1/highlighted_journal/

Global: Zendy Plus annual

Presents the access of premium content as premium feature

Premium Content

Presents the keyphrase highlighting as premium feature

Keyphrase Highlighting

Presents the summarisation as premium feature

Summarisation

Insights

Presents the pdf analysis as premium feature

PDF Analysis

Presents the zaia usage as premium feature

ZAIA

Global: Zendy Tools annual

Global: Zendy Free Plan

Global: Zendy Tools monthly

Global: Zendy Plus monthly

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan membatik siswa sekolah dasar yang mengikuti kegaiatan edutourism pada Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) di sanggar batik cikadu tanjung lesung. Berdasarkan data evaluasi program di bulan Juni 2019, mayoritas siswa tidak menikmati proses pembelajaran yang diberikan, bahkan keterampilan siswa setelah mengikuti kelas membatik hanya 12% saja. Padahal, mayoritas siswa sekolah dasar (SD) di Kabupaten Pandeglang mengikuti kelas membatik untuk meningkatkan keterampilan psikomotorik. Oleh karena itu, instruktur di sanggar batik cikadu yang dibantu oleh observer melakukan alternatif pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran direct instruction pada siswa SD kelas 5 (lima) dari 5 (lima) sekolah di Kabupaten Pandeglang dengan jumlah pesertanya sebanyak 50 siswa, tiap-tiap sekolah mengutus 10 siswanya untuk ikut dalam kelas membatik ini. Tujuannya agar sanggar batik cikadu menerapkan model pembelajaran yang tepat, sehingga peserta edutourism memiliki keterampilan membatik yang tinggi. Penelitian ini dilakukan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) di kelas membatik sanggar batik cikadu tanjung lesung dengan 2 (dua) siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2 (dua) pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 30 menit. Berdasarkan analisis data hasil penelitian didapat bahwa terdapat peningkatan yang signifikan terhadap setiap siklus. Jika pada siklus I aktivitas instruktur hanya 69,5 %, pada siklus II meningkat secara signifikan menjadi 82%.  Selanjutnya pada aktivitas siswa, jika pada siklus I hanya 33,5% pada siklus II menjadi 80%. Begitupun pada keterampilan membatik siwa, setiap siklus mengalami perubahan. Pada siklus I pertemuan ke-1 sebesar 28,75%, kemudian pada pertemuan ke-2 meningkat menjadi 59,75%. Pada siklus II dipertemuan ke-1 meningkat lagi sebesar 76,75% sedangkan pada pertemuan ke-2 meningkat cukup drastis sebesar 84,75%.  Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model direct instruction pada kelas membatik di sanggar batik cikadu untuk kelas 5 (sekoah) dasar efektif untuk meningkatkan keterampilan membatik.

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBATIK PADA SISWA SEKOLAH DASAR DI SANGGAR BATIK CIKADU