English (United Kingdom)

https://curated-unify.zendy.io/wp-json/zendy-region/v1/featured_content/oa?rat=en

https://curated-unify.zendy.io/wp-json/zendy-region/v1/highlighted_journal/

Global: Zendy Plus annual

Presents the access of premium content as premium feature

Premium Content

Presents the keyphrase highlighting as premium feature

Keyphrase Highlighting

Presents the summarisation as premium feature

Summarisation

Insights

Presents the pdf analysis as premium feature

PDF Analysis

Presents the zaia usage as premium feature

ZAIA

Global: Zendy Tools annual

Global: Zendy Free Plan

Global: Zendy Tools monthly

Global: Zendy Plus monthly

Consumptive behavior regardless of age, gender or social status. Consumptive behavior is dominant among teenagers. Students who are in junior high school begin to enter adolescence and are in the search for identity. In this case they do not have a strong foundation or principle in behavior, especially in consuming. The absence of a strong foundation or principle in behavior can lead to or may lead teenagers to consumptive behavior. This study aims to determine the influence of socioeconomic status of household and family environment partially and simultaneously to consumer behavior of class VIII SMP Negeri 1 Karangrejo academic year 2017/2018. The population in this study is all students of class VIII SMP Negeri 1 Karangrejo academic year 2017/2018. The sampling technique using simple random sampling. Methods of data collection using questionnaires and documentation. The result of the research shows that there is significant influence of socio-economic status of household and family environment to consumer behavior class VIII SMP Negeri 1 Karangrejo academic year 2017/2018 indicated by F count (15,071)> F table (3,11) and significance value 0,000 <0.05. The magnitude of influence of social economic status variable of household and family environment to consumer behavior of class VIII SMP Negeri 1 Karangrejo academic year 2017/2018 that is 26,4% and the rest 73,6% explained by other variable not examined in this research. Keyword: social status, family environment, consumptive behavior PENDAHULUAN Saat ini masyarakat telah banyak pengalami perubahan seiring perkembangan dan kemajuan teknologi yang saat ini begitu pesatnya memberikan dampak positif dan negatif kepada perkembangan peserta didik. Dampak negatif yang timbul salah satunya mendorong peserta didik untuk berpikir dan bergaya hidup serba praktis dan mengutamakan akan kemewahan untuk penampilanya. Hampir setiap hari peserta didik melihat contoh-contoh yang kurang mendidik melalui telivisi dan sosial media. Hal tersebut secara tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku peserta didik atau perilaku individu. Peserta didik di jenjang Sekolah Menengah Pertama mengalami transisi dari anak kecil menuju proses kedewasaan. Pada usia ini peserta didik sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan yang ada disekitarnya. Misalnya ketika mereka berada di antara orang-orang yang berperilaku konsumtif maka secara tidak langsung mereka juga akan mencontoh dan ikut-ikutan berperilaku konsumtif juga. Rahman (seperti dikutip Amaliya & Setiaji, 2017:836) menyatakan bahwa perilaku konsumtif dan hedonisme telah merekat pada kehidupan manusia. Karena hidup dalam dunia konsumerisme tidak pandang umur, jenis kelamin ataupun status sosial. Pola hidup konsumtif sering dijumpai di kalangan generasi muda, yang orientasinya diarahkan kenikmatan, kesenangan, serta kepuasan dalam mengkonsumsi barang secara berlebihan. Loudon dan Bitta (seperti dikutip Amaliya & Setiaji, 2017:836) menjelaskan bahwa siswa adalah kelompok yang berorientasi konsumtif. Dalam hal ini mereka belum mempunyai dasar atau prinsip yang kuat dalam berperilaku, terutama dalam berkonsumsi. Belum adanya dasar atau prinsip yang kuat dalam berperilaku dapat menyebabkan atau dapat mengarahkan remaja berperilaku konsumtif. Menurut Aprilia & Hartono (2014, seperti dikutip Oktafikasari & Mahmud, 2017: 686) Perilaku konsumtif adalah perilaku individu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor Jurnal Inovasi Pendidikan Ekonomi Volume 8 Nomor 1, April 2018 16 | P a g e sosiologisnya di dalam kehidupannya yang dituntut untuk mengkonsumsi secara berlebihan atau pemborosan dan tidak terencana terhadap barang dan jasa yang kurang atau bahkan tidak. Latar belakang siswa SMP Negeri 1 Karangrejo ditinjau dari status ekonomi sosial ekonomi rumah tangga siswa terdiri dari berbagai tingkatan status sosial ekonominya. Menurut Wirawan (2015:149) Status sosial ekonomi mempunyai peranan terhadap perkembangan seseorang termasuk pada aspek ekonominya khususnya perilaku konsumsi dengan kata lain status sosial ekonomi orang tua akan menentukan tingkat pengalaman dalam kehidupan sehari-hari tidak terkecuali siswa, yang mana dilihat dari gaya hidup siswa dalam mengonsumsi suatu barang terlihat jelas terdapat perbedaan yang cukup dominan yang menunjukan status sosial ekonominya. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di SMP Negeri 1 Karangrejo hampir 80% siswa kelas VIII menghabiskan uang saku mereka untuk membeli makanan (snack, gorengan, makanan berat) atau pun minuman (minuman botol, minuman seduh) di kantin sekolah dengan uang saku siswa yang bervariasi bahkan selama pelajaran ada siswa yang tidak mencatat materi pembelajaran dikarenakan tidak mempuanyai pulpen dan siswa tersebut tidak membeli pulpen di koperasi sekolah padahal siswa tersebut mempunyai uang saku yang diberikan oleh orang tua mereka, siswa tersebut memilih meminjam pulpen temanya dari pada membeli pulpen yang mereka butuhkan untuk menulis pembelajaran, mereka lebih memilih uang saku tersebut untuk membeli makanan di kantin pada waktu istirahat atau membeli barang yang lain. Dalam proses konsumsi peserta didik tidak menyadari berapa yang mereka keluarkan untuk kegiatan konsumsi, hal ini banyak pembelian barang produksi yang tidak dibutuhkan peserta didik dibanding dengan pembelian alat-alat tulis yang mereka butuhkan. Setiap siswa memiliki uang saku yang berbeda, semakin tinggi status sosial orang tua maka semakin banyak pula uang saku yang di berikan orang tua dengan harapan untuk memenuhi kebutuhan di sekolahnya namun di sisi lain terkadang disalah gunakan oleh siswa, sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku siswa dipengaruhi oleh status sosial ekonomi orang tua (rumah tangga). Menurut Hasan (2014:164 seperti dikutip Kurniawati & Kurniawan, 2016:2 ) Keluarga merupakan organisasi kecil yang penting dalam mempengaruhi perilaku anggotanya yang bersumber dari orang tua. Suami, istri, dan anak dan anggota keluarga yang lain memiliki peran yang berbeda dalam mempengaruhi perilaku pembelian mereka. Studi tentang keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi adalah penting, tetapi kerap diabaikan dalam analisis perilaku konsumen (Setiadi, 2008:271 seperti dikutip Dewi, dkk, 2017:30). Keluarga merupakan tempat terjadinya proses sosialisasi yang akan menjadi pedoman bagi anak, maka seorang anak akan tumbuh dengan perilaku yang baik pula di masyarakat, jika yang terjadi adalah sebaliknya maka tidak jarang anak akan berperilaku buruk kepada lingkungan masyarakat. Kotler (2009) pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian setiap hari adalah keluarga prokeasi (family of procreation) yaitu pasangan dan anak-anak. Pengunaan variabel status sosial ekonomi rumah tangga, lingkungan keluarga yang diduga berpengaruh terhadap perilaku konsumtif siswa di SMP Negeri 1 Karangrejo, hal ini diperkuat penelitian yang terdahulu seperti penelitian yang berjudul “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Kelompok Teman Sebaya Terhadap Perilaku Konsumsi Siswa Kelas XI IPS MAN Sidoarjo” yang dilakukan oleh Afiati & Kurniawan (2014) menyatakan bahwa status sosial ekonomi orang tua berpengaruh signifikan terhadap perilaku siswa dan ketika status sosial ekonomi orang tua siswa meningkat, maka konsumsinya pun juga akan meningkat begitu pun sebaliknya. Penelitian yang dilakukan Prasiska, dkk dengan judul “Pengaruh Hasil Belajar Ekonomi, Lingkungan Keluarga Dan Teman Sebaya Terhadap Efisiensi Dalam Berkonsumsi Pada Siswa Kelas X IPS SMA Negeri 1 Tumpang Tahun Ajaran 2015/2016” menyatakan bahwa lingkungan keluarga berpengaruh terhadap efisiensi dalam berkonsumsi seorang anak. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Yang menurut Sugiyono (2015:13-14) metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian. Analisis data bersifat Jurnal Inovasi Pendidikan Ekonomi Volume 8 Nomor 1, April 2018 17 | P a g e kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Tempat dan waktu penelitian ini adalah di SMP Negeri 1 Karangero yang dilaksanakan pada bulan April 2018. Dengan jumlah populasi seluruh siswa kelas VIII tahun ajaran 2017/2018. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah simple random sampling dengan jumlah sampel sebesar 87 responden yang terdiri dari kelas VIII C, VIII E dan VIII F. Teknik pengumpulan data menggunakan angket/kuesioner dan dokumentasi. Penyusunan angket atau kuesioner berpedoman kepada skala likert dengan beberapa alternatif jawaban dengan diberi bobot penilaian. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linier berganda, pengujian hipotesis menggunakan uji koefisien determinasi (R2), uji parsial (uji t), dan uji simultan (uji F), sedangkan pengolahan data menggunakan program SPSS 18. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian analisis deskriptif dari variabel status sosial ekonomi rumah tangga (X1) siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Karangrejo tahun ajaran 2017/2018 berada pada kategori cukup dengan frekuensi 58 siswa dan presentase ratarata 67% dan untuk variabel lingkungan keluarga (X2) siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Karangrejo tahun ajaran 2017/2018 berada pada kategori baik dengan frekuensi 44 siswa dan presentase rata-rata 51%, sedangkan untuk variabel perilaku konsumtif (Y) siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Karangrejo tahun ajaran 2017/2018 berada pada kategori cukup tinggi dengan frekuensi 49 siswa dan presentase ratarata 56%. a. Uji Analisis Regresi Linear Berganda Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

jurnal inovasi pendidikan ekonomi

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARANGREJO TAHUN AJARAN 2017/2018