English (United Kingdom)

https://curated-unify.zendy.io/wp-json/zendy-region/v1/featured_content/oa?rat=en

https://curated-unify.zendy.io/wp-json/zendy-region/v1/highlighted_journal/

Global: Zendy Plus annual

Presents the access of premium content as premium feature

Premium Content

Presents the keyphrase highlighting as premium feature

Keyphrase Highlighting

Presents the summarisation as premium feature

Summarisation

Insights

Presents the pdf analysis as premium feature

PDF Analysis

Presents the zaia usage as premium feature

ZAIA

Global: Zendy Tools annual

Global: Zendy Free Plan

Global: Zendy Tools monthly

Global: Zendy Plus monthly

Indonesia as a country that has ample large coal reserves spread across the Sumatera and Kalimantan islands. The huge potential in the region needs further research to be able to find out the quality and excellence of coal resources in order to know the characteristics in detail, then the research was carried out in the Bengkulu Province area by testing coal sample based on Proximate analysis to obtain accurate coal quality results and analysis of coal characteristics in the area JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) 06 (03) 2020, (197-204) 198 Proksimat. Jurnal Geofisika Eksplorasi, 6(3), 197-204. © 2020 JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi). This article is an open access article distributed under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY NC) can be carried out. The results show that the coal seams in the Arantiga mine have an average value Inherent Moisture is worth 7.49 %, ASH is worth 9.82 %, Volatile Matter is worth 40.99 %, Fixed Carbon is worth 41.70 %, Total Sulfur is worth 0.34 %, Gross Caloric Value is worth 6305 kcal/kg and including of High Volatile A Bituminous coal type, while the Seluang mine has an average value Inherent Moisture is worth 2.07 %, ASH is worth 22.92 %, Volatile Matter is worth 20.26 %, Fixed Carbon is worth 54.78 %, Total Sulfur is worth 0.55 %, Gross Caloric Value is worth 6365 kcal/kg dan and including of Medium Volatile Bituminous coal type. 1. PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara yang memiliki cadangan batubara cukup besar, cadangan tersebut tersebar di Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan suatu penelitian lanjutan untuk mengetahui kualitas dan karakteristik dari sumberdaya batubara secara terinci. Batubara merupakan salah satu energi alternatif sebagai pengganti hidrokarbon. Pada Pulau Sumatera cadangan batubara terdapat di beberapa daerah diantaranya adalah di Provinsi Bengkulu yang terletak pada Cekungan Bengkulu atau dikenal sebagai cekungan busur muka yang berlokasi di bagian barat daya Pulau Sumatera. Cekungan Bengkulu berumur Oligosen– Miosen yang tersusun oleh batuan silisiklastik, batubara dan karbonat serta dapat dijumpai dalam batuan sedimen Formasi Lemau yang berumur Miosen Tengah sampai dengan Miosen Akhir, seperti yang teramati di daerah Ketaun, Bengkulu dan Seluma. Pada daerah Bengkulu memiliki ketebalan lapisan batubara berkisar antara 100 – 350 cm (Heryanto & Suyoko, 2007). Lapisan batubara pada daerah Bengkulu memiliki karakteristik warna hitam mengkilap dengan gores warna hitam dan batubara terbentuk pada lingkungan yang relatif lebih ke arah darat atau upper delta plain (Heryanto & Suyoko, 2007). Batubara merupakan energi alternatif yang potensial selain hidrokarbon yang dapat digunakan sebagai prospek sumber energi cadangan terutama untuk pembangkit listrik serta kepentingan bahan bakar dan kebutuhan bahan baku industri. Pemanfaatan batubara pada industri terutama untuk pembangkit listrik, industri semen dan pengolahan logam perlu diketahui kualitas dan karakteristiknya melalui analisis proksimat, seperti kandungan air, kandungan zat terbang, kandungan abu dan kandungan karbon (Lestari S et al., 2017). Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukannya penelitian di daerah Provinsi Bengkulu dengan cara melakukan pengujian sampel batubara yaitu analisis proksimat yang bertujuan untuk mendapatkan hasil kualitas yang akurat dari batubara tersebut dan dapat dilakukan analisis karakteristik batubara wilayah tesebut. 2. TINJAUAN PUSTAKA Daerah penelitian ini berada di Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu. Cekungan Bengkulu (Gambar 1) merupakan cekungan busur muka berlokasi di bagian barat daya Pulau Sumatera. Cekungan Bengkulu berumur Oligosen sampai Miosen yang tersusun oleh batuan silisiklastik, batubara, dan batuan karbonat (Gafoer et al., 1992). Batubara dapat dijumpai dalam batuan sedimen Formasi Lemau yang berumur pada Miosen Tengah sampai dengan Akhir. Formasi Lemau tersusun oleh satuan batu pasir gampingan, batu lanau gampingan, Karakterisasi Lapisan Batubara Pada Tambang Maulana dkk. 199 breksi tersisipkan batu gamping dan batu lempung. Formasi Lemau terendapkan tidak selaras diatas Formasi Seblat, berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan menunjukkan bahwa Formasi Lemau berumur Miosen Tengah sampai Miosen Akhir serta terendapkan pada lingkungan laut dangkal. Gambar 1. Peta Geologi Penelitian (penyederhanaan dari Gafoer et al., 1992). Pengendapan batubara termasuk dalam Formasi Lemau yang berumur Miosen Tengah (Gafoer et al., 1992) dan terbentuk selama fase regresi bersamaan dengan proses orogenesa yang disebut Syn-Orogenic Regresive Phase Depositional, batubara terendapkan di lingkungan progradasi delta menuju ke arah barat (Koesoemadinata, 2002).

CHARACTERIZATION OF COAL SEAMS IN THE ARANTIGA AND SELUANG MINE BENGKULU USING PROXIMATE ANALYSIS DATA