English (United Kingdom)

https://curated-unify.zendy.io/wp-json/zendy-region/v1/featured_content/oa?rat=en

https://curated-unify.zendy.io/wp-json/zendy-region/v1/highlighted_journal/

Global: Zendy Plus annual

Presents the access of premium content as premium feature

Premium Content

Presents the keyphrase highlighting as premium feature

Keyphrase Highlighting

Presents the summarisation as premium feature

Summarisation

Insights

Presents the pdf analysis as premium feature

PDF Analysis

Presents the zaia usage as premium feature

ZAIA

Global: Zendy Plus monthly

Global: Zendy Tools annual

Global: Zendy Tools monthly

Global: Zendy Free Plan

This study is aimed at discussing The Naked Traveler 1 Year Round-The World Trip written by Trinity using literary theory about travelling proposed by Carl Thompson. The goal is to get more obvious depiction about the world as described by the author. This research uses qualitative method with descriptive data in forms of written and spoken words by subjects observed alongwith their observable behaviour. This research also uses analytic descriptive method by describing facts observed and followed by analysis. Analysis is conducted through sufficient elaboration and explanation. The result shows that The Naked Traveler 1 Year Round-The World Trip contains Trinity’s daily notes when travelling in Southern American countries. His writing contains elements of adventure by direct observation to the life of society in 9 countries: Brazil, Chille, Peru, Equador, Colombia, Cuba, Jamaica, Mexico and Guatemala, where he lives with local people and makes journey to world’s exotic tourism spots. Besides, the visited places are described in a subjective way, due to the close and near visibility having influence on the author. Keywords: local colour, Betawi, short stories anthology Terang Bulan Terang di Kali 1. Pendahuluan Tradisi menulis catatan saat melakukan perjalanan ke wilayah baru sudah dilakukan sejak berabad-abad lalu. Catatan tersebut sebagai referensi ketika melanjutkan perjalanan. Ketika manusia berhadapan langsung dengan sesuatu yang tidak dikenal, yang mengancam, dan yang jauh, dia mengandalkan pengalamannya dalam menghadapi sesuatu yang baru dan mengandalkan apa yang pernah dibacanya tentang sesuatu yang baru tersebut (Said, 2010:139‒140). Azhari (2015:22) menyatakan bahwa catatan dari hasil perjalanan kebanyakan menawarkan narasi dari peristiwa-peristiwa yang terjadi selama perjalanan pengarangnya. Catatan berisi potensi alam, kondisi astronomis, geografis, demografis, dan interaksi antarmanusia serta manusia dengan ruang-ruang baru. Penyajian kisah perjalanan ke dalam bentuk teks ini disebut travel writing, yang selanjutnya disebut sastra perjalanan, berisi catatan perjalanan seseorang atau kelompok untuk menunaikan misi tertentu. Tujuan perjalanan adalah memetik hal-hal menarik sebgai bahan ulasan selama perjalanan. Banyak penulis sastra perjalanan yang menilai bahwa destinasi wisata mereka adalah bonus, sementara hasil yang ingin mereka petik adalah perjalanan itu sendiri. Sastra perjalanan memuat tujuan yang dituangkan dalam setiap karyanya. Hal tersebut tercermin dalam pengalaman pengarang selama melakukan perjalanan. Melalui pengalamanpengalaman humanis pengarang tersebut, banyak orang berlomba-lomba mengikuti jejaknya. Pembaca mereaksi apa yang diterimanya melalui sebuah tulisan, melakukan proses Penggambaran Dunia dalam The Naked Traveler 1 Year Round-the-World Trip Karya Trinity: Analisis Sastra Perjalanan Carl Thompson (Rudi Ekasiswanto) 43 penerimaan terhadap ideologi dan nilai, dan memahami maksud pengarang. Melalui tahaptahap tersebut, pengarang menghidupkan dirinya dalam jiwa pembaca. Tulisan mengenai catatan dan cerita perjalanan tidak berorientasi mimetik, namun benar-benar kisah perjalanan yang dialami dan ditulis untuk dibaca. Pembaca dituntut memahami dan menghubungkan dengan realita dan tergelitik untuk keluar dari zona nyaman dan menantang sejauh pengetahuan mereka dalam memahami hal-hal yang terjadi di berbagai belahan dunia. Dalam membaca sastra perjalanan, Carl Thompson memperkenalkan beberapa alat yang dapat digunakan untuk "mengenali" sastra perjalanan. Ia mengungkapkan bahwa sastra perjalanan modern adalah genre yang fleksibel sehingga dapat melintasi beragam materi (2011:19). Namun, alat-alat tersebut terbukti melampaui batasan modern dan konvensional, sehingga teori Thompson banyak digunakan untuk menelaah berbagai buku sastra perjalanan. Di Indonesia terdapat beberapa karya yang dapat dikategorikan sastra perjalanan. Menurut Said (2010:140), tempat-tempat dan pengalaman-pengalaman dapat dipaparkan dalam sebuah buku sedemikian rupa sehingga buku (teks) tersebut memiliki otoritas dan kegunaan yang lebih besar daripada aktualitas tempat, pengalaman, dan objek yang diuraikannya. Buku yang dimaksud ialah novel, karena masyarakat meyakininya mampu menjadi cermin semesta yang lengkap dan rumit. Alasan tersebut sesuai dengan pernyataan Stanton (2012:99) yang berpendapat bahwa dunia novel merupakan kombinasi berbagai elemen, seperti nilai-nilai, hukum-hukum, kekuatan-kekuatan, kemungkinan-kemungkinan, dan masalah-masalah besar yang ditampung dalam satu wadah. Hal itu dapat ditemukan dalam novel perjalanan ketika pengarang menceritakan kisah kunjungan ke tempat-tempat baru dan asing, mengalami perjumpaan, berinteraksi, dan berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai penjuru dunia (Maslihatin, 2015:2). Salah satu penulis sastra perjalanan yang dikenal sebagai pioneer adalah Trinity. Ia berhasil membangkitkan kembali sastra perjalanan setelah sempat vakum beberapa tahun. Dengan cerita-ceritanya yang baru, khas, dan penuh gairah, buku-bukunya meraih predikat best seller. Setelah sukses membukukan blog-nya The Naked Traveler ke dalam buku dengan judul yang sama, tahun 2013 ia berkeliling dunia selama satu tahun. Pengalamannya dituangkan dalam dwilogi The Naked Traveler 1 Year Round-the-World Trip (yang selanjutnya disebut ‘TNT 1 Year RTW’) yang terbit tahun 2014. Dalam novel TNT 1 Year RTW, penulis memperkenalkan dirinya bernama Trinity yang melekati tokoh utama (Aku). Trinity adalah seorang travel writer yang telah berkunjung ke banyak negara karena passionnya di bidang travelling. Sebelumnya ia terkenal karena kebiasaannya berjalan-jalan di sela-sela kesibukannya sebagai telemarketer. Pengalaman dimulai ketika ia gemar memublikasikan tulisannya paskajalan-jalan ke blog-nya, The Naked Traveler. Setelah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, ia pun membukukan blog 1 Novel perjalanan yang dimaksud ialah tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, yaitu Laskar Pelangi (2005), Sang Pemimpi (2006), Edensor (2007), dan Maryamah Karpov: Mimpi-Mimpi Lintang (2008); seri The Naked Traveler (2007) karya Trinity; Negeri van Oranje (2009) karya Wahyuningrat dkk.; trilogi karya Agustinus Wibowo, yaitu Selimut Debu (2010), Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah (2011), dan Titik Nol: Makna Sebuah Perjalanan (2012); 9 Summer 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple (2011) karya Iwan Setyawan; 99 Cahaya di Langit Eropa (2011), Bulan Terbelah di Langit Amerika (2014), dan Faith and The City (2015) karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Novel-novel tersebut menceritakan perjalanan orang-orang Indonesia yang berkesempatan pergi ke luar negeri, seperti Prancis, Belanda, Amerika, atau Asia Tengah. SEMIOTIKA, 18(1), 2017:42-59 44 tersebut dan keluar dari pekerjaannya sehingga menjadi full-time traveler. Ia sukses sebagai salah satu tokoh sastra perjalanan yang berpengaruh pada dekade terakhir. Selanjutnya, ia mencoba tantangan baru, keliling dunia dan menulis buku TNT 1 Year RTW yang terbagi menjadi dua. Wilayah yang dijangkau adalah Amerika Latin yang tidak lazim sebagai destinasi kaum traveller. Trinity menggemari perjalanan karena mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru dibandingkan membelanjakan uangnya untuk sesuatu yang bersifat kebendaan. Ia tampil sebagai seseorang sophisticated, menyukai tantangan baru dan ekstrem, serta tergila-gila mengunjungi tempat-tempat yang kurang touristy. Ia mendapatkan pengalaman maksimal dengan berbaur dengan masyarakat setempat. Pemilihan objek material penelitian ini disebabkan oleh beberapa alasan. Pertama, novel tersebut berbeda dengan novel perjalanan pada umumnya karena setting yang digunakan bukan Eropa, bukan Amerika, bukan Asia, sebagai wilayah yang seringkali dijadikan setting cerita pada novel perjalanan, melainkan Amerika Latin. Pemilihan setting yang berbeda dapat menambah pengetahuan baru tentang Amerika Latin ketika pengarang mendeskripsikan perjalanannya menjelajahi Amerika Latin. Kedua, Di Amerika Latin, pengarang mengunjungi tempat-tempat baru. Saat melakukan perjalanan, pengarang mengalami perjumpaan dengan orang-orang baru. Ketiga, pengarang melakukan perjalanan dan menceritakan kembali kisah perjalanannya, seperti pertemuan dengan daerah asing, masyarakat yang asing, dan biaya-biaya yang dihabiskan, serta mengkritis setiap permasalahan yang dihadapi. Ketiga alasan di atas berhubungan dengan permasalahan penggambaran dunia (reporting the world), yaitu cara yang dilakukan pengarang ketika menceritakan kembali kisah perjalanannya ke dalam bentuk teks. Dengan tujuan perjalanan yang berbeda, pengarang memberikan tambahan pengetahuan kepada pembaca tentang Amerika Latin dari sudut pandang pengarang. Perjumpaan dan interaksi pengarang saat melakukan perjalanan juga memperlihatkan respons, tindakan, dan jarak yang digunakan pengarang saat mengamati objek, seperti tempat, bangunan, dan manusia. Status pengarang berpengaruh terhadap cara penggambaran kisah perjalanannya dalam bentuk tulisan. Hal itu menampakkan sudut pandang dan jarak yang digunakan oleh pengarang ketika menggambarkan kembali kisah perjalannya. Teori sastra perjalanan Carl Thompson belum banyak digunakan dalam penelitian karya sastra. Sebagian besar peneliti cenderung masih akrab dengan kajian poskolonial yang juga menjadi bagian dalam kajian Carl Thompson. Oleh sebab itu, penelitian ini membarui kajian karya sastra khususnya genre sastra perjalanan yang tidak hanya dapat dijelaskan melalui kajian poskolonial. 2. Landasan Teori 2.1 Sastra Perjalanan Dalam karya sastra perjalanan, terdapat enam aspek penting yang selalu ada, yaitu representasi diri (self), representasi Yang Lain (others), pergerakan/-perpindahan (movement), pertemuan (encounter), tempat dan waktu (space), dan perekaman dalam bentuk tulisan (writing). Istilah sastra perjalanan adalah label generik, luas, dan seringkali membingungkan. Sastra perjalanan berkaitan erat dan kompleks dan membingung

Penggambaran Dunia dalam The Naked Traveler 1 Year Round-The-World Trip Karya Trinity