English (United Kingdom)

https://curated-unify.zendy.io/wp-json/zendy-region/v1/featured_content/oa?rat=en

https://curated-unify.zendy.io/wp-json/zendy-region/v1/highlighted_journal/

Global: Zendy Plus annual

Presents the access of premium content as premium feature

Premium Content

Presents the keyphrase highlighting as premium feature

Keyphrase Highlighting

Presents the summarisation as premium feature

Summarisation

Insights

Presents the pdf analysis as premium feature

PDF Analysis

Presents the zaia usage as premium feature

ZAIA

Global: Zendy Tools annual

Global: Zendy Free Plan

Global: Zendy Tools monthly

Global: Zendy Plus monthly

Agroforest karet merupakan suatu model pengelolaan sumber daya alam khas yang dilakukan oleh masyarakat Bungo antara lain di Desa Lubuk Beringin. Pengelolaan kebun karet dengan sistem agroforestry yang ramah lingkungan ini dilakukan masyarakat sejak awal abad 20 dan mampu memenuhi hampir semua kebutuhan masyarakat. Dapatkah pengelolaan sumber daya alam ini terus bertahan di tengah semakin besarnya tuntutan para pihak (masyarakat, pihak swasta maupun pemda) akan sumber daya alam untuk pemenuhan penghidupan yang layak. Seperti banyak masyarakat lainnya di kabupaten Bungo, masyarakat Lubuk Beringin menggantungkan hidupnya pada kebun karet, dimana sekitar 80% kebutuhan hidup masyarakat dipenuhi dari kebun karet (agroforest karet). Masyarakat memadukan tanaman karet dengan tanaman keras lainnya di dalam kebun karet, sehingga hampir semua kebutuhan hidup mereka peroleh dari kebun karet tersebut; uang, buah- buahan, kayu bakar, kayu untuk bangunan, hewan, dan palawija (hasil dari behumo yaitu pada waktu proses pembukaan lahan). Penelitian, khususnya penelitian yang dilakukan oleh World Agroforestry Centre, membuktikan bahwa keanekaragaman flora di kebun karet cukup tinggi, terutama pada lapisan bawah. Hal ini berbeda dengan kebun karet monokultur yang banyak dilakukan masyarakat di daerah dekat kota Muara Bungo. Keanekaragaman flora yang tinggi ini sebenarnya merupakan nilai tambah kebun karet yang penting untuk masyarakat dan lingkungan. Keanekaragaman tanaman ini sengaja dibangun masyarakat untuk menambah pemasukan keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Masyarakat tidak hanya mendapatkan uang dari hasil memotong para/menyadap karet, tetapi juga hasil lain seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Selain nilai tambah untuk masyarakat, agroforest karet juga memberikan pelayanan lingkungan. Cukup banyak fauna yang hidup di dalam kebun karet, antara lain jenis mammalia seperti babi hutan, simpai, ungko, dan rusa. Agroforest karet juga dapat dikatakan sebagai salah satu cara untuk mengkonservasi tanaman- tanaman non komersil yang berasal dari hutan alam yang sudah mulai menghilang di Kabupaten Bungo atau Propinsi Jambi secara umum, seperti gaharu (Aquilaria malaccensis).

Agroforest karet di Jambi: dapatkah bertahan di era desentralisasi?