Open Access
المنهج التربوي في العقيدة عند الشيخ محمد بن عبد الوهاب
Author(s) -
Kholidun Kholidun,
Abdul Hayyi Al Kattani,
Anung Al Hamat
Publication year - 2020
Publication title -
tawazun
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2654-5845
pISSN - 1978-6786
DOI - 10.32832/tawazun.v13i1.3056
Subject(s) - islam , pedagogy , islamic education , mathematics education , curriculum , indonesian , theology , psychology , philosophy , humanities , sociology , linguistics
Majelis Ulama Indonesia (MUI) had observed and stated that there are about 60 isms indicated perverted in Indonesia. Of that amount, seven isms had being transliterated as perverted. Therefore, Existence of worthy aqidah educational curriculum is a necessity. The method of this research is qualitative descriptive means library research approach. The research technique is using the content analysis method. Main origins of this research are Muhammad Ibn Abdul Wahhâb literature which related to aqidah knowledge. The outcome of this research shows that according to Muhammad Ibn Abdul Wahhâb, educational curriculum consist four-element : (1) The aim of aqidah education focuses on three points, that is, actualizing the monotheism of Allah. Having the comprehensive perception of the veritable aqidah and embedding pride upon Islam identity. (2) This aqidah educational programme consists of three-element: faith aspect, knowledge aspect and personality and experience. (3) Aqidah educational method. There are a few forms of the technique, for example, dialogue methods and logic approach, classification method, memorizing method, discussion method, istinbath method (conclude), analogic method, murasalah method (correspondence). (4) evaluating the aqidah education. The form of evaluation that the writer can find is self-evaluation and evaluating by contemplating the greatness and majesty of Allah. Abstrak Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menyatakan bahwa ada sekitar 60 aliran yang diindikasikan sesat di Indonesia. Dari jumlah itu, 7 aliran telah difatwakan sesat. Oleh karena itu, keberadaan kurikulum pendidikan aqidah yang layak adalah suatu keharusan untuk memproteksi siswa dari akidah menyimpang. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan penelitian kepustakaan dan menggunakan metode analisis isi. Fokus kajian dalam penelitian ini adalah literatur yang ditulis Muhammad Ibn Abdul Wahhâb yang terkait dengan pengetahuan aqidah. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Tujuan pendidikan aqidah berfokus pada tiga hal, yaitu, mengaktualisasikan tauhid Allah. Memiliki persepsi komprehensif tentang aqidah yang benar, dan menanamkan kebanggaan pada identitas Islam. (2) Program pendidikan aqidah ini terdiri dari: aspek keimanan, aspek pengetahuan dan kepribadian serta pengalaman (3) metode pendidikan aqidah dengan cara metode dialog dan pendekatan logika, metode klasifikasi, metode menghafal, metode diskusi, metode istinbath (menarik kesimpulan), metode analog, metode murasalah (korespondensi). (4) mengevaluasi pendidikan aqidah. Bentuk evaluasi adalah evaluasi diri dan evaluasi dengan merenungkan kebesaran dan keagungan Allah.