Open Access
Perlakuan Benih Cabai (Capsicum annuum L.) dengan Rizobakteri secara Tunggal atau Kombinasi dapat Mengendalikan Phytophthora capsici dan Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman
Author(s) -
Farih Najah Rosadiah,
Satriyas Ilyas,
Dyah Manohara
Publication year - 2015
Publication title -
jurnal hortikultura indonesia (jhi)/jurnal hortikultura indonesia
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2614-2872
pISSN - 2087-4855
DOI - 10.29244/jhi.6.1.1-10
Subject(s) - rhizobacteria , phytophthora capsici , pepper , metalaxyl , phytophthora , biology , horticulture , fungicide , rhizosphere , bacteria , genetics
ABSTRACT Seed treatment of hot pepper using rhizobacteria is an alternative to fungicide use in controlling phytophthora rot disease. The objectives of this research were to evaluate: (1) the effectiveness of rhizobacteria isolates in inhibiting Phytophthora capsici growth and (2) the effect of seed treatment using rhizobacteria on plant growth, and incidence of phytophthora blight disease. This research consisted of two experiments, all experiments were arranged in completely randomized design using one factor. The first experiment (in vitro) consisted of nine levels i.e. sevencombination isolates of rhizobacteria, metalaxyl and control. The second experiment (in the green house) consisted of six levels of seed treatments i.e. ST116B rhizobacteria, CM8 rhizobacteria, ST116B + CM8 rhizobacteria, metalaxyl, positive control and negative control. Results of in vitro experiment showed that all rhizobacteria, single or combinations, were able to inhibit P. capsicigrowth. The highest inhibition were shown by CM8, ST116B + CM8, and ST116B consecutively.Seed treatments of hot pepper using ST116B, CM8, and ST116B + CM8 rhizobacteria increased the number of leaves 6 weeks after transplanting and reduced the incidence of phytophthora blight disease. There were no significant differences whether the rhizobacteria was applied singly or in combination of the two. Rhizobacteria ST116B was suggested for pepper seed treatment before planting. Keywords: metalaxyl, phytophthora blight disease, rhizobacteria ABSTRAK Perlakuan benih cabai menggunakan rizobakteri merupakan alternatif pengganti fungisida dalam mengendalikan penyakit busuk phytophthora, yang disebabkan oleh cendawan patogen Phytophthora capsici. Penelitian ini bertujuan (1) mengevaluasi keefektifan kombinasi isolat rizobakteri dalam menghambat pertumbuhan P. capsici, dan (2) mengetahui pengaruh perlakuan benih dengan rizobakteri dalam meningkatkan vigor benih dan pertumbuhan tanaman, serta dalam mengurangi kejadian penyakit busuk phytophthora. Penelitian ini terdiri atas dua tahap percobaan, menggunakan rancangan acak lengkap satu faktor. Percobaan pertama (in vitro) terdiri atas sembilan taraf yaitu tujuh kombinasi isolat rizobakteri, metalaksil, dan tanpa perlakuan (kontrol). Percobaan kedua (di rumah kaca) terdiri atas enam taraf perlakuan benih yaitu rizobakteri ST116B, CM8, ST116B + CM8, metalaksil, kontrol positif, dan kontrol negatif. Hasil percobaan in vitro, semua perlakuan rizobakteri baik tunggal maupun yang dikombinasikan mampu menghambat pertumbuhan patogen P. capsici. Persentase daya hambat tertinggi berturut-turut ditunjukkan oleh isolat rizobakteri CM8, kombinasi isolat rizobakteri ST116B + CM8, dan isolat rizobakteri ST116B. Perlakuan benih dengan rizobakteri ST116B, CM8, dan ST116B + CM8 tidak dapat meningkatkan vigor benih, namun secara nyata meningkatkan pertambahan jumlah daun pada minggu ke enam setelah pindah tanam, dan menurunkan kejadian penyakit busuk phytophthora. Tidak terdapat perbedaan nyata pengaruh rizobakteri yang diaplikasikan secara tunggal maupun kombinasi dua isolat. Rizobakteri ST116B disarankan untuk digunakan dalam perlakuan benih cabai sebelum tanam. Kata kunci: metalaksil, penyakit busuk phytophthora, rizobakteri