Open Access
PEMBUATAN BIOPLASTIK BERBAHAN BONGGOL PISANG DENGAN PENAMBAHAN GLISEROL
Author(s) -
snan Prasetya,
Siti Hani Istiqomah,
Yamtana Yamtana
Publication year - 2017
Publication title -
sanitasi: jurnal kesehatan lingkungan/sanitasi: jurnal kesehatan lingkungan
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2579-3896
pISSN - 1978-5763
DOI - 10.29238/sanitasi.v8i2.4
Subject(s) - chemistry , food science , physics
Sampah plastik memiliki dampak yang serius bagi lingkungan dan kesehatan. Pembuatan plas-tik yang lebih ramah lingkungan, seperti bioplastik, adalah alternatif untuk mengurangi sampah plastik yang sulit terurai. Bonggol pisang dapat dijadikan sebagai bahan komposit pembuatan bioplastik karena mengandung selulosa dan pati. Dalam hal ini, diperlukan zat pemlastis untuk menghasilkan plastik yang elastis. Gliserol adalah zat pemlastis yang dikenal lebih baik diban-ding bahan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat degradasi, kuat tarik, dan elongasi (perpanjangan putus) yang terbaik dari bioplastik berbahan tepung bonggol pisang dan gliserol. Eksperimen yang dilakukan menggunakan post test only with control group de-sign, dengan variasi perlakuan terdiri dari kelompok 3:12, 4:12, 5:12 dan kelompok kontrol, de-ngan komposisi masing-masing adalah 3 gr, 4 gr, 5 gr dan 0 gr tepung bonggol pisang yang ditambahkan12 ml gliserol. Bioplastik dibuat dengan mencampur bahan-bahan tersebut pada suhu 60-70 0C, yang kemudian dicetak. Untuk setiap kelompok ada tiga kali replikasi, dimana data penelitian selanjutnya diuji dengan multivariate anova dan LSD pada derajat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung bonggol pisang mempengaruhi tingkat degradasi, nilai kuat tarik dan elongasi dari bioplastik yang dihasilkan. Komposisi 5:12 menghasilkan bioplastik dengan tingkat degradasi terbaik, yaitu diukur dengan metoda soil bu-rial test menunjukkan terurai 27,88 % setiap 3 hari; dan memiliki kuat tarik yang terbaik pula ya-itu sebesar 20,08 kg/cm2. Adapun untuk elongasi, yang terbaik adalah kontrol dengan 26,67 %.