Open Access
Representasi Transgender pada Novel Calabai: Perempuan dalam Tubuh Lelaki
Author(s) -
Ade Devia Pradipta,
Putu Titah Kawitri Resen
Publication year - 2020
Publication title -
warta ikatan sarjana komunikasi indonesia
Language(s) - Spanish
Resource type - Journals
eISSN - 2686-0724
pISSN - 0853-4470
DOI - 10.25008/wartaiski.v3i02.66
Subject(s) - humanities , transgender , political science , art , sociology , gender studies
Penggambaran transgender di media massa terkadang menimbulkan transphobia di masyarakat. Media seringkali lepas tanggung jawab terhadap penggambaran tentang transgender, sehingga masyarakat sebaiknya menuntut media untuk bertanggung jawab terhadap informasi yang disebarkan kepada masyarakat. Penelitian ini bertujuan menggambarkan transgender dalam novel novel Calabai karya Pepi Al Bayqunie dan memberi gambaran dari sudut pandang yang berbeda mengenai transgender. Novel Calabai menceritakan Saidi, seorang transgender dalam petualangannya mencari jati diri hingga bisa menjadi bissu, pemimpin spiritual tertinggi masyarakat Bugis. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi teks. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis teks berupa analisis isi kualitatif dengan melihat teks pada novel yang merepresentasikan transgender. Temuan penelitian: keistimewaan seorang dengan dua gender dalam satu tubuh memberikan pandangan baru. Kaum yang dianggap “abnormal” dalam masyarakat ini mampu menjadi pemimpin keagamaan pada kelompok masyarakat tertentu. Transgender yang direpresentasikan dalam novel ini hanyalah Calabai, yaitu individu yang terlahir sebagai laki-laki namun memiliki pembawaan dan penampilan seperti perempuan. Tendensi negatif maupun positif terlihat pada penggunaan kata dan tanda baca dalam menyebut transgender. Ada tiga kata yang sering digunakan untuk menyebut transgender: banci, calabai, dan waria.