Open Access
GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN KONFLIK KERJA-KELUARGA KARYAWAN INDUSTRI MANUFAKTUR
Author(s) -
Krismasita Surya Putri,
Artiawati Artiawati,
Ni Putu Adelia Kesumaningsari
Publication year - 2021
Publication title -
jurnal psikologi sains dan profesi/jurnal psikologi sains dan profesi (journal of psychological science and profession)
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2614-2279
pISSN - 2598-3075
DOI - 10.24198/jpsp.v5i1.29340
Subject(s) - psychology , humanities , art
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional seorang atasan dengan tingkat konflik kerja-keluarga karyawannya. Responden penelitian berasal dari karyawan perusahaan industri manufaktur sepeda dengan total responden sebanyak 117 orang yang dipilih dengan teknik pemilihan probability sampling-simple random sampling. Data yang terkumpul dalam penelitian ini didapatkan dengan menyebarkan angket penelitian yang berisi skala kepemimpinan transformasional dan konflik kerja-keluarga yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis korelasi. Hasil analisis data korelasi menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan negatif yang signfikan antara gaya kepemimpinan transformasional atasan dan konflik kerja-keluarga karyawan. Namun, pengolahan data lebih lanjut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara 5 dari 7 aspek gaya kepemimpinan transformasional yakni vision, staff development, empowerment, innovative thinking, dan lead by example dengan salah satu aspek dari konflik kerja-keluarga yakni family interference work-strain. Penelitian ini juga menghasilkan temuan lain yakni adanya asosiasi antara jenis kelamin atasan dengan tingkat konflik kerja-keluarga karyawan, yakni atasan berjenis kelamin perempuan cenderung lebih transformasional dibandingkan atasan berjenis kelamin laki-laki. Hasil yang demikian mengindikasikan bahwa karyawan yang dipimpin oleh seorang pemimpin yang transformasional akan merasa memiliki panutan yang dapat memberikannya contoh dalam mengatasi konflik peran dalam lingkup keluarga dan pekerjaannya. Dengan demikian, karyawan dapat mengadaptasi pola keseimbangan kerja-keluarga dari atasannya dan mempraktikkannya dalam kehidupan rumah tangganya sehingga tekanan dari peran yang dimiliki dalam lingkup keluarga tidak sampai mengganggu perannya di lingkungan kerja.