Disabilitas dan In(ter)karnasi: Memaknai Relasi Persahabatan dalam Pelayanan Pastoral

The development of incarnation theology has taken into account people with disabilities. However, the incarnation tends to be understood in a single corporeal identity, whilst disability shows the multiplicity of identities of socially constructed bodies. How do we see the incarnation in a disability perspective that embraces the multiplicity of body identity? Mayra Rivera, based on Maurice Merleau-Ponty’s philosophy, spoke of intercarnation as an alternative to the incarnation in a social perspective. This article points out that discussing the incarnation in the perspective of disability with a social model leads to the idea of intercarnation. In dealing with this case, the discourse about intercanation among feminist theologians would be helpful for the theology of disability. AbstrakPengembangan teologi inkarnasi telah memperhitungkan faktor orang-orang dengan disabilitas. Akan tetapi, inkarnasi cenderung dipahami dalam sebuah identitas korporeal tunggal, padahal disabilitas menunjukkan adanya multiplisitas identitas tubuh yang dikonstruksi secara sosial. Bagaimana melihat inkarnasi dalam perspektif disabilitas yang merangkul multiplisitas identitas tubuh? Mayra Rivera, yang berangkatdari filsafat Maurice Merleau-Ponty, berbicara tentang interkarnasi sebagai sebuah alternatif terhadap perbincangan inkarnasi dalam perspektif sosial. Artikel ini menunjukkan bahwa membahas inkarnasi dalam perspektif disabilitas dengan model sosial akan mencapai gagasan tentang interkarnasi. Dalam mengkaji hal ini, diskursus tentang interkarnasi yang selama ini didominasi oleh teolog-teolog feminis akan bermanfaat bagi teologi disabilitas.