Open Access
Strategi Kepala Sekolah Dalam Pemasaran Jasa Pendidikan di Lembaga Pendidikan Baru Pada Era Marketing 4.0 (Studi Kasus di SMK BP Subulul Huda)
Author(s) -
Aris Nurbawani
Publication year - 2021
Publication title -
southeast asian journal of islamic education management
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2716-0599
pISSN - 2715-9604
DOI - 10.21154/sajiem.v2i1.41
Subject(s) - vocational education , documentation , government (linguistics) , business , marketing , baru , java , business administration , islam , pedagogy , sociology , computer science , geography , linguistics , philosophy , archaeology , programming language
In 2016, the government promoted the revitalization of vocational high schools (SMK). In East Java, the vocational high school revitalization was accelerated with the target of achieving a percentage of the ratio between SMK and SMA (senior high schools) of 70:30. The East Java provincial government should implement a moratorium on the establishment of SMA and facilitate the process of changing the function of SMA to SMK. However, inviting residents to attend vocational schools is not an easy matter, in fact there are still many vocational schools that are devoid of enthusiasts. The headmaster must be right in choosing a marketing strategy for educational services so that gets students as expected. Qualitative research on the headmaster's strategy in marketing educational services at new educational institutions is important to do in order to get a marketing model that is relevant to the times. This research data collection using interview techniques, observation, and documentation. The results of this study are first, the headmaster's strategy in marketing (SMK BP Subulul Huda) is based on the strategic policy of the islamic boarding school foundation, namely a forward integration strategy. To follow up on the policy, the headmaster prepared a marketing plan using market segmentation, targeting, and positioning strategies. Second, marketing implementation is carried out by applying the marketing mix (7P). Third, the headmaster develops educational services that are human-oriented and a marketing approach that is applied using offline and online interactions that are relevant to the Marketing 4.0.
Abstrak
Pada tahun 2016, pemerintah menggalakkan revitalisasi sekolah menengah kejuruan dalam rangka peningkatan kualitas dan daya saing sumber daya manusia Indonesia. Di Jawa Timur, pada tahun 2017 melakukan percepatan revitalisasi sekolah menengah kejuruan tersebut dengan target mencapai persentase perbandingan SMK dan SMA sebesar 70:30. Melalui peraturan Gubernur, diputuskan bahwa pemerintah Provinsi Jawa Timur melakukan moratorium pendirian SMA dan mempermudah proses alih fungsi SMA menjadi SMK. Namun, mengajak warga agar sekolah di SMK bukan perkara mudah, faktanya masih dijumpai SMK yang sepi peminat khususnya SMK di kawasan terjauh dan terdepan, bahkan tidak hanya di pedesaan saja, di kota besar juga ada SMK yang kekurangan murid. Kepala sekolah harus tepat dalam memilih strategi pemasaran jasa pendidikan agar sekolah yang dikelolanya mendapatkan murid sesuai harapan. Penelitian kualitatif tentang strategi kepala sekolah dalam pemasaran jasa pendidikan pada lembaga pendidikan baru pada era Marketing 4.0 penting untuk dilakukan agar mendapatkan sebuah model pemasaran yang relevan dengan perkembangan zaman. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik wawancara, pengamatan, dan dokumentasi. Temuan penelitian ini pertama, strategi kepala sekolah dalam pemasaran SMK BP Subulul Huda didasari oleh kebijakan strategis Yayasan Pondok Pesantren yaitu strategi pertumbuhan integrasi ke depan. Untuk menindaklanjuti kebijakan tersebut kepala sekolah menyusun perencanaan pemasaran dengan menggunakan strategi segmentasi pasar, targeting, dan positioning. Kedua, implementasi pemasaran dilakukan dengan menerapkan bauran pemasaran 7P. Ketiga, kepala sekolah membangun produk/jasa pendidikan yang berorientasi pada manusia (mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan) dan pendekatan pemasaran yang diterapkan menggunakan interaksi offline dan online yang relevan dengan era Marketing 4.0.