Uji Adaptasi Wortel di Tanah Lempung Liat Berpasir Dataran Rendah Palangka Raya

Tanaman wortel ( Daucus carota L) menghendaki suhu udara optimal 18 o C – 21 o C,  suhu udara tersebut di tropis umumnya tercapai pada ketinggian > 500-1000 m diatas permukaan laut (dpl). Upaya pengembangan wortel di dataran rendah bersuhu > 28 o C di Indonesia belum banyak dilakukan.  Tujuan penelitian  melihat daya adaptasi varietas wortel di dataran rendah 40 m dpl di Kota Palangka Raya.  Rancangan penelitian disusun Rancangan Acak Kelompok dan diulang tiga kali.  Perlakuan terdiri dari lima varietas, yaitu wortel  import (Royal Chantenay, Nantes Improved, Flaker Giant), serta lokal (Cisarua dan Batu).  Hasil menunjukkan daya kecambah Cisarua tertinggi pada 8, 10, 12, dan 14 hari setelah tanam (hst) hingga 202 tnm/m 2 .  Tinggi tanaman 91 hst Flaker Giant  tertinggi  56,7 cm tidak berbeda nyata kecuali dengan Nantes Improved.  Jumlah daun   91 hst Cisarua terbanyak mencapai 11,3 helai/tnm dan berbeda nyata dengan varietas lainnya.  Berat brangkasan basah dan kering Flaker Giant tertinggi 61,20 gr/tnm dan 7,32 gr/tnm. Rasio berat brangkasan dan umbi basah terendah dicapai Cisarua 0,89 dan Batu 0,64, dan berbeda nyata dengan  wortel varietas import.  Panjang umbi wortel tidak berbeda antar varietas yaitu 9,40-21,90 cm/umbi.  Diameter umbi total dan hati umbi varietas lokal dan import tidak berbeda nyata kecuali dengan Nantes improved, masing-masing  26,00-27,63 mm dan 15,93-17,87 mm.  Bobot umbi terberat dicapai Cisarua  41,87 gr disusul Flaker Giant 32,3 gr, diikuti  bobot daging tertinggi pada Cisarua 18,53 gr  dan berbeda nyata dengan Nantes Improved.  Tingkat kemanisan  daging dan hati umbi wortel  Cisarua tertinggi  8,87 o Brix dan 7,43 o Brix.  Tiga varietas wortel  beradaptasi relatif baik  adalah Cisarua, Flaker Giant, dan Batu.