English (United Kingdom)

https://curated-unify.zendy.io/wp-json/zendy-region/v1/featured_content/oa?rat=en

https://curated-unify.zendy.io/wp-json/zendy-region/v1/highlighted_journal/

Global: Zendy Plus annual

Presents the access of premium content as premium feature

Premium Content

Presents the keyphrase highlighting as premium feature

Keyphrase Highlighting

Presents the summarisation as premium feature

Summarisation

Insights

Presents the pdf analysis as premium feature

PDF Analysis

Presents the zaia usage as premium feature

ZAIA

Global: Zendy Tools annual

Global: Zendy Free Plan

Global: Zendy Tools monthly

Global: Zendy Plus monthly

Result of National Basic Health 2018 showed that the prevalence of Diabetes Mellitus increased from 6,9% on 2013 to 8,5% on 2018. Factors affecting DM are energy intake and nutritional status. The objective of this study was to know the association between energy intake and other factors with incidence of Diabetes Mellitus (DM) in elderly patients RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Method of this study was cross-sectional. Sampling technique was non probability sampling by purposive sampling with total number of samples were 35. Result of this study showed that energy intake was significantly associated with incidence of DM (p=0,046). Fat, carbohydrates, fiber, cholesterol and saturated fatty acid (SFA) was not significantly associated with incidence of DM (p>0,05). There was no significantly difference between nutritional status (underweight and normal, with overweight and obese) with incidence of DM (p>0,05). In conclusion, energy intake was associated with incidence of DM in elderly patients RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Keyword: energy intake; diabetes mellitus; elderly patients Abstrak: Hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018 didapatkan peningkatan prevalensi Diabetes Mellitus (DM) dari 6,9% pada tahun 2013 menjadi 8,5% pada tahun 2018. Faktor yang dapat mempengaruhi kejadian DM diantaranya adalah asupan energi dan status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan energi dengan kejadian DM pada pasien lansia rawat jalan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Metode penelitian adalah cross-sectional. Teknik sampling dilakukan dengan non-probability sampling secara purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 35 orang. Hasil peneltian didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asupan energi dengan kejadian DM (p=0,046). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan lemak, karbohidrat, serat, kolesterol dan saturated fatty acid (SFA) dengan kejadian DM (p>0,05). Tidak terdapat perbedaan antara status gizi (underweight dan normal, dengan overweight dan obesitas) dengan kejadian DM (p>0.05). Maka dapat disimpulkan bahwa asupan energi mempengaruhi kejadian DM pada pasien lansia rawat jalan di RSUD Dr. Saiful Anwar Kata Kunci: asupan energi; diabetes mellitus; pasien lansia Copyright © 2020 Jurnal Skala Kesehatan. Politeknik Kesehatan Banjarmasin All rights reserved Vol.11, No.1, Januari 2020 39 PENDAHULUAN Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Insulin adalah hormon yang mengatur kadar gula darah. Hiperglikemia atau kenaikan kadar gula darah adalah gejala umum dari DM yang tidak terkontrol, yang dapat menyebabkan kerusakan sistem tubuh [1]. Di dunia pada tahun 2014 terdapat sekitar 422 juta penderita diabetes yang berusia di atas 18 tahun, dengan prevalensi 8,5%. Wilayah Asia Tenggara adalah wilayah dengan jumlah penderita diabetes tertinggi kedua di dunia, yaitu sebesar 96 juta orang, dengan prevalensi 8,6% [2]. Hasil Riset Kesehatan Dasar pada penduduk umur >15 tahun di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan prevalensi Diabetes Mellitus menurut konsensus Perkeni 2011 dari 6,9% pada tahun 2013 menjadi 8,5% pada tahun 2018 [3]. Diabetes dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti stroke, gangguan penglihatan, serangan jantung, gagal ginjal, amputasi, serta meningkatkan risiko kematian premature [2]. Pada tahun 2015, diabetes merupakan penyebab kematian terbesar kedelapan di dunia, yaitu sekitar 1,6 juta [1]. Data WHO menunjukkan persentase kematian yang disebabkan karena diabetes paling banyak terjadi pada kelompok lansia, dari kelompok umur 60-69 tahun, 50-59 tahun, dan 70-79 tahun [2]. Di Indonesia, penderita diabetes juga paling banyak ditemukan pada pasien lansia, dari kelompok umur 55-64 tahun sebesar 6,3% dan 65-74 tahun sebesar 6% [3]. Pada populasi lansia, 1 dari 4 orang berusia di atas 65 tahun mengalami Diabetes Mellitus Tipe 2, dan 50% lainnya mengalami prediabetes, yang menyebabkan risiko mendapatkan diabetes pada usia di atas 75 tahun [4]. Faktor risiko diabetes merupakan gabungan faktor genetik dan gaya hidup [5]. Etnis, riwayat diabetes dalam keluarga, dan diabetes gestasional, digabungkan dengan usia lanjut, berat badan lebih dan obesitas, pola makan yang tidak sehat, aktivitas fisik yang kurang, dan perilaku merokok meningkatkan risikonya [2]. Orang yang obes dan memiliki pola makan yang tidak seimbang (terutama karbohidrat dan lemak) memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk terkena DM [5]. Faktor yang dapat diubah (modifiable) yang dapat meningkatkan risiko DM adalah obesitas [6]. Penelitian lain di Xi’an, Cina menunjukkan adanya hubungan positif antara usia lanjut, indeks massa tubuh yang tinggi, pola makan yang tidak sehat dengan risiko DM [7]. Pola makan yang tidak sehat (tinggi konsumsi daging olahan, minuman manis, dan rendah serat) menunjukkan bukti yang kuat dalam peningkatan risiko DM [8]. Penelitian pada petani dan buruh di Semarang juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara IMT dan asupan energi dengan kejadian diabetes [9]. Pola makan yang tidak sehat tergambar dari jumlah asupannya, baik itu energi, karbohidrat, dan lemak. Asupan energi yang berlebih dalam waktu yang lama menyebabkan terjadinya penumpukan lemak yang berlebih di dalam tubuh. Lemak tubuh yang berlebih sebagai akibat dari pola makan dan aktivitas fisik adalah faktor risiko terkuat dari diabetes [2]. Selain itu, pemilihan jenis karbohidrat dan lemak juga menentukan sehat atau tidaknya pola makan. Asupan serat berperan dalam meningkatkan waktu transit makanan di lambung yang dapat memperlambat penyerapan gula di usus halus. PenelItian pada pasien diabetes di RSUD Dr Kariadi Semarang menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara kadar gula darah Vol.11, No.1, Januari 2020 40 puasa dengan asupan energi, karbohidrat, dan serat, serta antara kadar gula darah 2 jam pp dengan asupan energi dan serat [10]. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara asupan energi, karbohidrat, serat, lemak, kolesterol, saturated fatty acid (SFA), dan status gizi dengan kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 pada pasien lansia di Poliklinik RSUD Dr Saiful Anwar Malang.

jurnal skala kesehatan

ASUPAN ENERGI BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS PADA PASIEN LANSIA RAWAT JALAN RSUD Dr. SAIFUL ANWAR (ENERGY INTAKE IS RELATED TO DIABETES MELLITUS IN ELDERLY OUTPATIENTS AT RSUD Dr. SAIFUL ANWAR)